Rotasi Bumi Lebih Cepat, Hari Ini Akan Lebih Pendek !!!

Berita6 Dilihat
banner 468x60

Jakarta, Berita Nusantara 89. Hari ini, Selasa 5 Agustus 2025, rotasi bumi lebih cepat dari biasanya. Fenomena ini menyebabkan durasi hari menjadi sedikit lebih singkat dalam 24 jam normal. Para ilmuwan mencatat, panjang hari ini berkurang sekitar 1,25 hingga 1,5 milidetik dari standar 86.400 detik yang merupakan satu hari penuh.

Rotasi Bumi Lebih Cepat ? Bukan Pertama Kali Terjadi

Fenomena percepatan rotasi ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Sepanjang musim panas tahun ini, sudah beberapa kali Bumi mengalami rotasi yang lebih cepat dari biasanya. Dua kejadian serupa tercatat pada tanggal 9 dan 22 Juli 2025, ketika panjang hari berkurang sekitar 1,3 milidetik.

banner 336x280

Percepatan rotasi Bumi memang tidak terasa oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bagi sistem global yang bergantung pada akurasi waktu seperti navigasi satelit, komunikasi, sistem finansial, hingga jaringan listrik, perubahan kecil ini dapat memicu penyesuaian signifikan. Bahkan, dalam jangka panjang, percepatan ini berpotensi menyebabkan perlunya penyesuaian detik negatif, atau negative leap second, dalam sistem waktu universal (UTC).

Selama ini, penyesuaian waktu biasanya dengan menambahkan leap second agar sinkronisasi dengan rotasi Bumi tetap akurat. Namun jika percepatan terus terjadi, maka untuk pertama kalinya dalam sejarah, penyesuaian waktu dengan mengurangi satu detik dari waktu global, bukan menambah.

Ini Penyebab Rotasi Bumi Lebih Cepat Hari Ini

Penyebab utama dari percepatan rotasi Bumi masih menjadi bahan kajian. Sejumlah faktor akan berkontribusi, termasuk pergeseran massa akibat mencairnya es kutub, dinamika dalam inti Bumi. Hingga efek gravitasi Bulan. Ketika Bulan berada di posisi ekstrem terhadap garis khatulistiwa, gaya pasang surut yang timbul mampu memberikan dorongan kecil terhadap rotasi Bumi.

Selain itu, distribusi massa di permukaan Bumi akibat aktivitas tektonik atau perubahan atmosferik juga bisa memengaruhi momentum sudut rotasi. Semua faktor ini saling berinteraksi secara kompleks dan menghasilkan perubahan kecil namun nyata dalam durasi hari.

Meski demikian, tren jangka panjang sebenarnya menunjukkan bahwa Bumi secara umum mengalami perlambatan rotasi. Hal ini akibat gaya pasang surut Bulan yang terus-menerus menarik dan menghambat laju putar Bumi. Efek ini berlangsung sangat lambat, dan percepatan rotasi yang terjadi belakangan akan bersifat temporer atau siklikal.

Dalam 50 tahun terakhir, percepatan dan perlambatan rotasi Bumi terjadi silih berganti. Namun sejak tahun 2020, fenomena hari lebih singkat menjadi lebih sering tercatat. Hal ini mendorong para ilmuwan untuk terus memantau dan mengevaluasi dinamika rotasi secara lebih cermat.

Perubahan durasi hari, walau hanya dalam hitungan milidetik, tetap menjadi indikator penting dalam studi geofisika dan astronomi. Kemampuan manusia untuk memetakan waktu secara presisi kini menjadi semakin krusial, terutama dalam era teknologi yang sangat bergantung pada sistem sinkronisasi global.

Hari ini tercatat sebagai hari terpendek ketiga dalam tahun 2025. Meski tak berdampak langsung pada manusia, fenomena ini kembali mengingatkan betapa kompleks dan dinamisnya sistem planet tempat manusia tinggal. Bumi bukan benda mati, melainkan sistem aktif yang terus berubah — bahkan dalam hal sekecil panjang waktu sehari.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *