Kota Madiun || Berita Nusantara 89. Tantangan sektor pertanian Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah besar, keterbatasan pupuk bersubsidi hingga rendahnya harga gabah saat panen raya. Kondisi ini kerap membuat petani kesulitan meraih keuntungan yang layak. Menjawab persoalan tersebut, organisasi Tani Merdeka Indonesia (TMI) hadir memperkuat peran petani sekaligus mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan mereka. Ketua DPW TMI Jawa Timur, Riki Septiadi, mengungkapkan target besar yang pihaknya canangkan.
“Kami berkomitmen melahirkan 10 ribu petani yang mandiri dan berhasil secara ekonomi. Target ini sejalan dengan arahan pemerintah pusat untuk menciptakan petani sejahtera,” ujar Riki, Sabtu (9/8/2025).
Riki menilai, selama ini keuntungan di dunia pertanian masih lebih banyak kepada kelompok tertentu. Dengan kebijakan tepat dan program yang terarah, ia berharap hasil panen bisa memberikan manfaat langsung bagi petani sebagai pelaku utama. “Jika hanya segelintir pihak yang menguasai, itu akan merugikan. Semua petani harus punya kesempatan yang sama,” tegasnya.
TMI kini memfokuskan langkah pada pengawalan harga gabah dan jagung sesuai standar pemerintah. Harga Rp 6.500 per kilogram untuk gabah dan Rp 5.500 per kilogram untuk jagung. Serta memastikan pasokan pupuk bersubsidi dengan distribusi yang lebih sederhana dan transparan.
“Adanya harga patokan memberi jaminan pasar bagi petani. Sementara sistem distribusi pupuk yang ringkas akan mengurangi hambatan di lapangan,” tambahnya.
Tani Merdeka : Penghubung Pemerintah dan Petani
Untuk menjaga harga dan memperlancar penyerapan hasil panen, TMI juga menggandeng Bulog di berbagai daerah di Jawa Timur. Beberapa daerah seperti Ngawi, Pasuruan, Probolinggo, dan Banyuwangi. Kerja sama tersebut sangat efektif membantu petani tetap memperoleh harga layak.
Riki menyebut, Tani Merdeka Indonesia berada dalam pembinaan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, dengan Presiden RI Prabowo Subianto sebagai Dewan Penasehat. “Kami menjadi penghubung pemerintah dan petani. Aspirasi petani akan kami sampaikan langsung ke pusat,” katanya.
Di wilayah eks-Karesidenan Madiun, TMI baru saja mengukuhkan tujuh DPD sekaligus. DPD ini meliputi Kabupaten Madiun, Ngawi, Ponorogo, Pacitan, Magetan, Nganjuk, dan Kota Madiun. Pelantikan berlangsung di Kantor Bakorwil I Madiun pada Sabtu (9/8/2025).
Ketua Panitia Pelantikan, Dimas Ramdhana Prasetya, mengatakan langkah ini menjadi awal untuk memperkuat jaringan organisasi. “Dengan struktur daerah yang kuat, program TMI akan lebih cepat sampai dan manfaatnya oleh petani,” ujarnya.