Demo Pati, Bupati Sebut Lengserkan Dirinya Inkonstitusional

Berita, Daerah, Jateng21 Dilihat
banner 468x60

Pati, Berita Nusantara 89. Suasana politik di Kabupaten Pati tengah memanas menyusul aksi unjuk rasa besar-besaran (Demo Pati) hari ini, 13 Agustus 2025. Ribuan warga dari berbagai kecamatan memadati area Alun-Alun Simpang 5 dan kantor pemerintah daerah untuk menuntut Bupati Pati Sudewo mundur dari jabatannya.

Aksi dengan puluhan ribu massa ini sebagai respons atas kebijakan kontroversial kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen. Meski kebijakan tersebut telah batal, kemarahan warga belum mereda. Mereka menilai keputusan Bupati telah menimbulkan keresahan luas dan menginginkan pertanggungjawaban lebih lanjut.

Bupati Pati Tegaskan Tuntutan Massa Aksi Demo Pati Tidak Berdasar

Menanggapi gelombang penolakan, Bupati Pati Sudewo menegaskan bahwa demonstrasi yang mendesaknya turun dari kursi pimpinan daerah adalah tindakan inkonstitusional. Menurutnya, jabatan yang ia emban melalui proses demokratis dan sah secara hukum.

“Tidak ada alasan yang mendasar untuk menggulingkan saya. Saya terpilih secara konstitusional dan akan menjalankan amanah hingga akhir masa jabatan,” tegas Sudewo. Ia menilai, tuntutan pengunduran diri tanpa mekanisme hukum yang jelas hanya akan mencederai prinsip demokrasi.

Massa Tetap Bertahan Meski Kebijakan Batal

Aliansi masyarakat yang mengorganisasi demo Pati menyatakan pembatalan kenaikan PBB-P2 tidak cukup untuk menghapus kekecewaan warga. Mereka berpendapat kebijakan itu menunjukkan lemahnya sensitivitas pemerintah daerah terhadap kondisi ekonomi masyarakat.

Sejak pagi, arus massa menuju pusat kota Pati tak berhenti. Berbagai elemen masyarakat datang sambil membawa spanduk, poster, dan orasi yang menuntut Bupati Pati mundur. Di lokasi aksi, bantuan logistik mengalir deras. Kardus berisi air minum, mie instan, hingga makanan ringan menumpuk di titik-titik kumpul peserta.

Pengamanan Ketat Aparat Gabungan Antisipasi Kerusuhan Demo Pati

Polres Pati bersama Polda Jawa Tengah dan TNI menurunkan sekitar 2.781 personel gabungan untuk mengamankan jalannya demo Pati. Petugas menjaga berbagai titik strategis, mulai dari jalur masuk kota hingga sekitar kantor bupati.

Kapolres Pati menyebut, pengamanan untuk memastikan aksi berjalan damai dan tidak mengganggu ketertiban umum. “Kami mengimbau semua pihak untuk menjaga kondusifitas. Boleh menyampaikan aspirasi , tapi jangan sampai menimbulkan kerusuhan,” ujarnya.

Di tengah memanasnya situasi, muncul kekhawatiran adanya pihak-pihak yang menunggangi aksi untuk kepentingan politik tertentu. Sejumlah tokoh masyarakat mengingatkan agar peserta aksi tidak terprovokasi oleh pihak luar yang ingin memanfaatkan momentum demo Pati untuk agenda pribadi atau kelompok.

Situasi Masih Kondusif

Hingga siang hari, massa aksi masih bertahan di depan Kantor Bupati Pati. Orasi bergantian bergema, menuntut Bupati Pati mundur secara “ksatria”. Meski demikian, Sudewo tetap menegaskan akan fokus bekerja dan menyelesaikan program pemerintah daerah sesuai mandat yang ia terima.

Situasi di Pati kemungkinan masih akan dinamis dalam beberapa hari ke depan. Apakah tuntutan warga akan berlanjut atau ada titik temu antara pemerintah daerah dan masyarakat, masih menjadi tanda tanya besar. Namun yang pasti, gelombang demo Pati kali ini menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah politik Kabupaten Pati.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *