Dunia Akui Palestina, Amerika Tegas Menolak

Berita, Internasional10234 Dilihat
banner 468x60

Jakarta, Berita Nusantara 89. Dukungan internasional terhadap pembentukan negara Palestina semakin kuat. Sejumlah negara Barat maupun Timur Tengah kini bersiap memberikan pengakuan resmi. Namun, di tengah gelombang dukungan global itu, Amerika Serikat (AS) justru menegaskan penolakannya. Washington menilai langkah pengakuan sepihak akan merusak prospek perdamaian di kawasan Timur Tengah.

Gelombang Dukungan Global untuk Palestina

Dalam beberapa bulan terakhir, dukungan terhadap Palestina semakin masif. Negara-negara seperti Spanyol, Norwegia, dan Irlandia sudah lebih dulu menyampaikan pengakuan resmi. Bahkan, Prancis dan Finlandia mengisyaratkan langkah serupa demi memperkuat solusi dua negara.

Tidak hanya di Eropa, dukungan juga datang dari kawasan Amerika Latin, Afrika, hingga Asia. Beberapa negara anggota PBB menyebut pengakuan Palestina sebagai bentuk tanggung jawab moral atas penderitaan panjang rakyat Palestina di bawah pendudukan Israel.

Menurut laporan diplomatik, Belgia bahkan tengah mempersiapkan deklarasi resmi di forum PBB, sementara Australia dan Kanada masih melakukan kajian namun mengaku terbuka terhadap kemungkinan pengakuan negara Palestina. Tren ini menunjukkan adanya perubahan sikap global, terutama setelah eskalasi konflik Israel-Palestina yang terus berlanjut.

Amerika Serikat Bertahan dengan Sikap Keras

Di sisi lain, Amerika Serikat tetap memegang posisi konservatif. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menegaskan bahwa negaranya menolak keras pengakuan sepihak terhadap Palestina. Menurutnya, langkah tersebut hanya akan menjadi simbol tanpa hasil nyata, bahkan berpotensi memperburuk kondisi keamanan.

AS Tolak Akui Palestina
AS Tolak Akui Palestina

Rubio menambahkan, Washington tidak ingin terjebak dalam “pengakuan palsu” yang tidak menyelesaikan masalah mendasar. AS meyakini bahwa solusi terbaik tetap melalui perundingan langsung antara Israel dan Palestina. Dengan kata lain, setiap keputusan terkait status kenegaraan Palestina harus dari dialog, bukan deklarasi sepihak negara lain.

Sikap ini konsisten dengan posisi AS selama puluhan tahun yang selalu menempatkan diri sebagai mediator utama dalam proses perdamaian Timur Tengah. Namun, posisi tersebut kini bias, terutama karena banyak pihak menilai kebijakan Washington terlalu mendukung Israel.

Dampak Diplomatik di Panggung Internasional

Pernyataan Rubio sekaligus memperlihatkan adanya jurang antara AS dengan sekutu-sekutu Eropanya. Sementara Prancis, Spanyol, dan Norwegia mendorong pengakuan sebagai langkah moral dan politik, AS tetap berpegang pada pendekatan diplomasi tradisional.

Situasi ini bisa berdampak pada dinamika diplomasi global. Di satu sisi, AS berusaha mempertahankan pengaruhnya di kawasan, tetapi di sisi lain semakin banyak negara yang berani mengambil sikap berbeda. Jika tren ini berlanjut, pengakuan internasional terhadap Palestina bisa menjadi arus besar yang sulit terbendung.

Selain itu, dukungan global juga berpotensi meningkatkan tekanan terhadap Israel, khususnya dalam isu pembangunan permukiman ilegal di Tepi Barat. Beberapa analis menyebut, bila lebih banyak negara Barat memberi pengakuan, Israel akan semakin terisolasi dalam diplomasi internasional.

Gelombang pengakuan negara Palestina menjadi simbol penting dalam perjuangan panjang rakyat Palestina. Meski Amerika Serikat masih bertahan dengan sikap menolak, dukungan global terus menguat. Pertanyaannya kini, apakah arus pengakuan internasional akan memaksa Washington mengubah strateginya atau justru semakin memperlebar jarak diplomatik antara AS dan dunia?

Yang jelas, isu pengakuan negara Palestina tidak lagi sebatas wacana, tetapi sudah menjadi agenda nyata di banyak negara. Dunia menunggu langkah berikutnya, apakah Palestina benar-benar akan mendapatkan pengakuan luas sebagai negara merdeka, atau tetap terhambat oleh sikap tegas Amerika Serikat.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan