Jakarta, Berita Nusantara 89. Kabar mengejutkan datang dari industri rokok tanah air. PT Gudang Garam Tbk, salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia, tengah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Isu ini mencuat setelah unggahan viral di media sosial, memicu keprihatinan luas tentang nasib ribuan pekerja yang terdampak.
Netizen Soroti Nasib Karyawan Gudang Garam
Seorang pengguna Instagram bernama Yusuf Muhammad menyampaikan rasa sedih dan kekhawatirannya terhadap isu PHK di pabrik rokok Kediri, Jawa Timur. Ia menulis bahwa dunia kerja tengah tidak baik-baik saja, sekaligus menyentil janji pemerintah terkait penciptaan lapangan kerja. “Di balik PHK itu ada keluarga yang tergantung. Janji 19 juta lapangan kerja, bagaimana nasibnya?” tulisnya.
Video yang menunjukkan suasana haru di pabrik, di mana puluhan hingga ratusan pekerja perempuan berkumpul mengenakan seragam biru. Mereka terlihat mendengarkan informasi terkait status pekerjaan mereka—sebuah representasi nyata ketidakpastian. Tagar “#INIJAWATIMUR” dalam video seolah menandai lokasi kejadian sebagai representasi industri rokok yang stabil namun kini goyah.
Gudang Garam selama ini sebagai pilar ekonomi lokal. Namun, kenaikan cukai, tren konsumsi yang berubah, dan tekanan ekonomi global terbukti mengguncang stabilitas industri rokok. Sehingga, langkah efisiensi melalui PHK sebagai upaya bertahan di tengah ketidakpastian bisnis.
Meski demikian, hingga saat ini manajemen belum memberi penjelasan mengenai alasan di balik PHK atau jumlah pekerja terdampak. Karena itu, isu PHK massal ini terus menjadi bahan diskusi hangat di media sosial serta komunitas pekerja.
Pekerja yang kehilangan pekerjaan bukan hanya menghadapi krisis finansial, tetapi juga dampak emosional dan sosial. Banyak yang harus memikirkan masa depan keluarga, pendidikan anak, dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Hal ini menimbulkan sorotan tajam terhadap komitmen pemerintah dalam penciptaan lapangan kerja.
Efek Domino PHK Massal
PHK massal di industri rokok juga berpotensi memicu efek domino. Kota seperti Kediri dan sekitarnya sangat bergantung pada aktivitas Gudang Garam sebagai penyedia utama lapangan kerja. Jika ribuan pekerja terkena PHK, disrupsi ekonomi lokal tidak bisa kita hindari—produk lokal, UMKM, hingga sektor informal berpotensi terdampak signifikan.
Berbagai pihak mulai menyerukan solusi bersama. Serikat pekerja mendorong adanya kompensasi layak dan akses pekerjaan baru bagi pekerja terdampak. Beberapa pengamat menyarankan program pelatihan ulang, bantuan modal, atau penempatan di sektor lain sebagai alternatif lebih manusiawi ketimbang PHK.
Selain itu, kenaikan cukai rokok sebagai akar masalah yang perlu kajian ulang. Kebijakan fiskal yang terlalu agresif memperparah kondisi industri padat karya seperti rokok. Saat harga rokok melonjak, daya beli konsumen melemah dan volume penjualan turun, sehingga perusahaan pun terpaksa melakukan penghematan drastis.