Gerhana Bulan Total, 7 – 8 September 2025

Berita367 Dilihat
banner 468x60

Jakarta, Berita Nusantara 89. Fenomena langit langka berupa Gerhana Bulan Total (GBT) akan terjadi pada tanggal 7–8 September 2025. Peristiwa ini dapat terlihat dari hampir seluruh wilayah Indonesia. Momen istimewa ini akan menjadi tontonan spektakuler karena Bulan akan tampak memerah atau yang sering blood moon.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, gerhana akan berlangsung selama kurang lebih 5 jam 26 menit. Fase Gerhana Total sendiri akan berdurasi sekitar 1 jam 22 menit, menjadikannya salah satu fenomena langit yang cukup panjang.

Jadwal Lengkap Gerhana Bulan Total

BMKG merinci urutan fase gerhana Gerhana Penumbra (P1) pada pukul 22.26 WIB, kemudian berlanjut ke fase Gerhana Sebagian (U1). Puncak gerhana terjadi pada dini hari, sebelum akhirnya fenomena berakhir pada pagi hari. Dengan demikian, masyarakat dapat menikmati peristiwa ini mulai dari malam hingga menjelang subuh.

Di sebagian besar wilayah Indonesia, fenomena ini bisa terlihat tanpa halangan. Namun, di wilayah Papua bagian timur, Bulan akann terbenam sebelum fase gerhana berakhir. Hal ini menjadi catatan penting bagi masyarakat di kawasan tersebut yang ingin mengamati gerhana secara utuh.

Waspada Potensi Banjir Pesisir

Selain menjadi hiburan visual, fenomena alam ini juga membawa dampak yang perlu waspada. BMKG mengingatkan adanya kemungkinan banjir pesisir atau rob di sejumlah daerah. Hal tersebut karena pengaruh gravitasi Bulan yang menyebabkan pasang laut lebih tinggi dari biasanya. Oleh karena itu, warga yang tinggal di wilayah pesisir rendah agar meningkatkan kewaspadaan selama periode gerhana berlangsung.

Masyarakat agar memantau informasi cuaca dan kondisi pasang surut dari otoritas setempat. Dengan kesiapan bersama, risiko dampak negatif dari fenomena ini bisa minimal.

Cara Menyaksikan Gerhana Bulan Total

Berbeda dengan gerhana matahari, gerhana Bulan aman untuk dilihat dengan mata telanjang. Masyarakat tidak memerlukan alat khusus untuk mengamati. Namun, bagi yang ingin mendapatkan pengalaman lebih menakjubkan, teleskop atau kamera dengan teknik pemotretan tertentu dapat menangkap momen Bulan berwarna merah.

Agar hasil pengamatan maksimal, pilih lokasi terbuka dengan minim polusi cahaya. Area perbukitan atau lapangan luas bisa menjadi tempat terbaik untuk menikmati gerhana Bulan total secara jelas dan tanpa gangguan.

Fenomena Langka

Gerhana Bulan Total bukan hanya fenomena astronomi, melainkan juga momen edukasi bagi masyarakat. Banyak lembaga pendidikan dan komunitas astronomi akan menggelar acara nonton bareng gerhana. Selain itu, fenomena ini juga sering terkait dengan kepercayaan budaya di sejumlah daerah.

Meskipun begitu, BMKG menegaskan bahwa masyarakat perlu lebih menitikberatkan pada aspek ilmiah. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat tidak hanya terhibur tetapi juga lebih siap menghadapi potensi dampak, termasuk pasang laut tinggi.

Fenomena Gerhana Bulan Total 7–8 September 2025 menjadi kesempatan emas bagi masyarakat Indonesia untuk menyaksikan peristiwa alam menakjubkan. Selain menyajikan keindahan langit malam, fenomena ini juga membawa pesan penting tentang kewaspadaan. Potensi banjir pesisir perlu antisipasi dengan serius. Dengan persiapan matang, masyarakat bisa menikmati gerhana Bulan total secara aman dan nyaman.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan