Jakarta, Berita Nusantara 89. Inggris akhirnya mengumumkan secara resmi pengakuan terhadap negara Palestina. Perdana Menteri Keir Starmer menyampaikan hal ini melalui pernyataan di media sosial. Menurut Starmer, pengakuan Palestina merupakan bagian penting dari upaya mendukung perdamaian jangka panjang di kawasan Timur Tengah.
Keputusan Inggris mendapat sorotan luas karena negara tersebut sebelumnya selalu berhati-hati terkait isu Palestina. Namun, pemerintah menilai saat ini adalah momentum tepat untuk memberikan legitimasi lebih kuat kepada Palestina.

Australia Ikut Akui Negara Palestina
Tak hanya Inggris, Australia juga menyatakan sikap yang sama. Perdana Menteri Anthony Albanese bersama Menteri Luar Negeri Penny Wong menegaskan bahwa Australia mendukung solusi dua negara.
Mereka menekankan bahwa pengakuan Palestina adalah langkah diplomatik untuk mendorong gencatan senjata di Gaza dan mempercepat pembebasan sandera. Australia menyebut bahwa tanpa pengakuan ini, sulit mewujudkan perdamaian yang adil dan berkelanjutan.
Kanada Tegaskan Dukungan Solusi Dua Negara
Kanada juga masuk dalam daftar negara yang resmi mengakui Palestina. Perdana Menteri Mark Carney menekankan bahwa keputusan ini bukan langkah melawan Israel. Sebaliknya, Kanada ingin menjadi mitra dalam membangun masa depan damai untuk Palestina dan Israel.
Carney menyatakan pengakuan Palestina menunjukkan komitmen Kanada pada stabilitas regional. Meski ada kritik dari pihak Israel, Kanada tetap melanjutkan langkah tersebut demi menjaga prinsip koeksistensi damai.
Pengakuan dari tiga negara Barat besar ini dinilai memperkuat legitimasi internasional bagi Palestina. Dukungan Inggris, Kanada, dan Australia akan menambah tekanan diplomatik agar solusi dua negara segera diwujudkan.
Langkah ini dipandang sebagai sinyal bahwa semakin banyak mendukung hak rakyat Palestina atas kedaulatan penuh. Selain itu, pengakuan tersebut dapat memengaruhi kebijakan negara lain yang hingga kini masih menunda sikap mereka.
Kemarahan Israel atas Pengakuan Kepada Negara Palestina
Sebelumnya, pejabat Israel sudah menyuarakan penolakan terhadap rencana Kanada. Meski demikian, pengakuan dari Inggris dan Australia menambah bobot politik Palestina di forum internasional.
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, meluapkan kemarahan setelah Inggris dan Kanada resmi mengakui negara Palestina. Ia mendesak pemerintah Israel segera menerapkan kedaulatan penuh atas wilayah Yudea dan Samaria serta membubarkan Otoritas Palestina. Menurut Ben-Gvir, pengakuan Palestina merupakan ancaman serius terhadap kedaulatan Israel.
Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, juga menentang keras keputusan tersebut. Ia meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu merespons dengan langkah tegas, termasuk menganeksasi wilayah Tepi Barat. Smotrich menegaskan bahwa wacana tentang negara Palestina harus dihapus dari agenda internasional karena dianggap merugikan kepentingan Israel.
Sementara itu, Inggris, Kanada, dan Australia menyatakan pengakuan Palestina sebagai bagian dari dukungan terhadap solusi dua negara. Mereka menilai langkah ini penting untuk mendorong gencatan senjata di Gaza dan membuka jalan menuju perdamaian. Namun, bagi dua menteri sayap kanan Israel, keputusan ini justru melemahkan posisi Israel sehingga diperlukan langkah kedaulatan yang lebih agresif.
Ketegangan diplomatik mungkin meningkat, tetapi dukungan terhadap Palestina justru semakin kuat. Pengakuan ini menunjukkan bahwa isu Palestina bukan hanya konflik regional, melainkan persoalan global yang membutuhkan solusi nyata.
Harapan Untuk Perdamaian
Pengakuan Palestina oleh Inggris, Kanada, dan Australia menjadi momentum penting dalam mendorong perdamaian. Langkah ini bukan sekadar simbol politik, melainkan dukungan konkret pada hak bangsa Palestina untuk merdeka. Sebelumnya Prancis dan 14 negara barat menunjukkan pengakuan untuk negara Palestina.
Dengan semakin banyak yang mengakui Palestina, peluang terwujudnya solusi dua negara semakin besar. Keputusan ini diharapkan membuka jalan bagi negosiasi damai dan penghentian kekerasan yang sudah berlangsung puluhan tahun.
Pengakuan untuk Palestina ini berpengaruh ini menandai perubahan besar dalam peta diplomasi internasional. Inggris, Kanada, dan Australia menunjukkan bahwa dukungan terhadap Palestina bukan lagi wacana, tetapi kenyataan politik.
Jika tren pengakuan ini berlanjut, legitimasi Palestina akan semakin kuat. Pada akhirnya, solusi dua negara dapat terwujud sebagai jalan keluar terbaik bagi perdamaian di Timur Tengah.