Ponorogo, Berita Nusantara 89. Nama Agus Pramono, Sekda Ponorogo, kini menjadi sorotan nasional setelah ikut terjaring dalam OTT KPK pada Jumat malam (7/11/2025). Sosok tangan kanan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko ini diduga terlibat dalam kasus suap mutasi dan promosi jabatan di Pemkab Ponorogo.
Agus Pramono : Kepercayaan Dua Bupati Ponorogo
Agus Pramono, atau Agus Pram, adalah birokrat senior asal Jawa Timur. Sebelum menjadi Sekda Ponorogo, ia mengawali kariernya di Kabupaten Madiun. Ia menjabat sebagai Kepala Dinas Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas). Pengalaman di Madiun itu menjadi batu loncatan bagi dedikasinya dalam mengelola urusan pemerintahan daerah, khususnya di bidang keamanan dan administrasi
Kinerjanya yang stabil membuatnya menjabat sebagai Sekda Ponorogo sejak tahun 2016, di masa pemerintahan Bupati Ipong Muchlissoni.
Ketika masa jabatan Ipong berakhir pada 2021, Gubernur Khofifah Indar Parawansa menunjuk Agus sebagai Pelaksana Harian (Plh) Bupati Ponorogo. Dalam peran tersebut, ia memimpin pemerintahan tanpa kewenangan strategis besar, memastikan roda birokrasi tetap berjalan.
Di awal kepemimpinan Sugiri-Lisdyarita, Agus sempat menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan mengisi kekosongan jabatan di tengah pandemi Covid-19. Ia aktif dalam koordinasi lintas sektor, terutama dalam penanganan pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan optimalisasi pelayanan RSUD dr. Harjono.
“Ini tugas dari Bupati yang harus selesai. Kita bagi tugas sesuai kebutuhan,” ujarnya saat itu menunjukkan pendekatannya yang praktis dan kooperatif.
Loyalitas Tinggi Agus Pramono Kini Menghadapi Hukum
Selama menjabat sebagai Sekda, Agus sebagai figur yang disiplin, loyal, dan dekat dengan pimpinan. Ia selalu mendukung visi pembangunan Bupati Sugiri yang berfokus pada sektor infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Pada 2022, ia bahkan membuka pelatihan dasar CPNS dan menegaskan pentingnya integritas serta profesionalisme bagi aparatur sipil negara.
Meski sempat masuk radar survei Pilkada Ponorogo 2024 dengan elektabilitas 0,49 persen, Agus menolak untuk maju sebagai calon kepala daerah. “Saya tetap loyal kepada pimpinan. Fokus saya menyelesaikan tugas sebagai sekda,” tegasnya kala itu.
Kesetiaan yang sama juga terlihat saat ia menolak tawaran menjadi Penjabat (Pj) Bupati Madiun pada 2023, memilih tetap mendampingi Bupati Sugiri hingga akhir masa jabatan.
Loyalitas ini pula yang membuatnya dekat dengan Bupati Sugiri Sancoko. Selama hampir empat tahun, Agus Pramono menjadi koordinator utama dalam program-program prioritas, termasuk pembangunan infrastruktur yang menjadi “mimpi besar” bupati.
Namun, loyalitas panjang ini kini mengalamai ujian setelah ia ikut terjerat dalam kasus dugaan korupsi yang mengguncang Ponorogo.
Terjerat OTT KPK
Kabar penangkapan Agus Pramono mencuat pada Sabtu pagi (8/11/2025). Ia tiba di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, bersama enam orang lainnya, termasuk Bupati Sugiri Sancoko, adik bupati, Direktur RSUD, dan Kabid Mutasi Setda Ponorogo.
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, membenarkan bahwa OTT setelah pengawasan intensif selama tiga hari. “Pihak yang terdiri atas pejabat daerah dan pihak swasta. Penangkapan di Pendopo Pemkab Ponorogo,” ujarnya.
Dari total 13 orang, tujuh di orang ke Jakarta untuk pemeriksaan intensif. Mereka diduga menerima suap terkait mutasi dan promosi jabatan di lingkup Pemkab Ponorogo. Saat ini, KPK masih memiliki waktu 1×24 jam untuk menentukan status hukum para pihak.
Belum ada keterangan resmi soal nilai suap atau kronologi lengkap, tapi kasus ini menjadi OTT ketujuh KPK di 2025, menambah daftar panjang korupsi di level daerah.
Kini, kejatuhan Agus Pramono tidak hanya mengguncang birokrasi Ponorogo, tapi juga mempertanyakan integritas sistem mutasi jabatan yang selama ini ia kelola. Apakah ini akhir dari karir panjangnya, atau babak baru dalam perjuangan antikorupsi? Publik menanti pengungkapan KPK yang lebih detail. Agus










