Jakarta, Berita Nusantara 89 – Menteri Imipas Agus Andrianto mendatangi Rutan Kelas I Cipinang, Jakarta Timur. Agus pun duduk di lantai alias lesehan sambil mendengarkan curhat para tahanan.
Pantauan di lokasi, Selasa (25/2/2025), Agus datang ke Rutan Cipinang untuk makan siang bareng para tahanan. Saat akan menyampaikan sambutan, Agus tiba-tiba turun dari pendopo dan duduk di lantai.
Para pejabat yang mendampingi Agus langsung ikut duduk di lantai. Agus merasa lebih nyaman ngobrol sambil duduk lesehan.
“Saya boleh ya duduk di sini. Jadi saya (seperti) ngajak orang duduk di bawah,” kata Agus mengawali sambutan.
Agus mengatakan duduk di lantai agar posisinya sama dengan para penghuni rutan yang juga duduk lesehan. Ketaatanlah yang menentukan kemulian seseorang, bukan status seperti jabatan saat ini atau warga binaan rutan semua.
“Nggak, saya karena takut, saya nggak tahu siapa orang yang dimuliakan Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Saya nggak ngerti. Karena belum tentu, belum tentu bapak-bapak yang di depan saya ini, lebih mulia daripada kami. Jadi saya takut. Takutlah, karena orang disuruh prihatin dulu kan untuk mendapat berkah,” ujarnya.
Agus kemudian bercerita komika Rony Imanuel atau Mongol juga pernah berada di Rutan Kelas I Cipinang karena kasus judi. Dia mengatakan Mongol semakin sejahtera setelah melewati masa prihatin.
“Contohnya Pak Mongol kan, Pak Mongol itu pernah masuk di sini, di bawah satu tahun. Tapi setelah keluar, sekarang sejahtera. Artinya, kalau Bapak-bapak sekalian bisa mengambil hikmah pada perjalanan yang Bapak lalui, Bapak-bapak lalui pada kesempatan ini, tentunya tidak menutup kemungkinan kalau Allah mengangkat derajat orang itu nggak ada sulitnya,” ucapnya.
“Jadi semua bisa terjadi. Cuma lewat jalannya mana dulu, kadang-kadang harus lewat prihatin dulu,” imbuhnya.
Agus kemudian berdialog dengan para tahanan. Beberapa tahanan pun berdiri untuk menyampaikan keluh kesah kepada Agus.
Makan Makanan yang Sama dengan Tahanan
Agus Andrianto saat ikut makan bersama tahanan di Rutan Cipinang dan juga ikut duduk lesehan di bawah tenda bersama pejabat Imipas dan tahanan. Menteri Agus tampak memakan makanan di kotak hijau yang sama seperti para tahanan lain.
Agus sempat menukar nasi kotaknya dengan nasi kotak yang milik tahanan. Dia menyebut isi nasi kotak itu sama.
“Alhamdulillah tadi sudah, mereka makan cukup. Dan tadi saya lihat, antara yang saya makan dengan yang anda makan sama. Jadi saya tukar acak tadi ternyata menunya sama. Mudah-mudahan bukan cuma hari ini,” kata Agus.
Agus juga menyampaikan rencananya soal pengelolaan bahan makan di rutan. Seharusnya Pengusaha lokal atau di sekitar rutan yang mengurus makanan untuk warga binaan dan tahanan.
“Untuk bahan makanan, saya ingatkan betul, paling lambat tahun depan pengusaha lokal harus sudah melakukan penglolaas,” ujar Agus.
Agus ingin pengusaha luar daerah tidak menguasai bahan makanan di rutan. Dia yakin pengusaha lokal mampu menyediakan makanan untuk tahanan dan warga binaan.
Selain bahan makanan, Agus juga menegaskan mengenai harga barang-barang yang di kantin. Dia memang sempat menerima keluh kesah para tahanan yang menyebut harga barang di kantin mahal.
“Sementara masalah kantin tadi saya cek ternyata masih terdapat perbedaan. Mudah-mudahan ini sebagai kontrol buat kita. Karena tujuan koperasi mengelolas kantin adalah tujuannya untuk menyejahterakan pegawai Pemasyarakatan. Kami mengharapkankan harga yang di kantin tersebut turun tidak boleh mahal seperti tahun lalu. Kenyataannya masih,” ucapnya.
Menteri Imipas Menjaminan Tak Ada Amnesti bagi Koruptor dan Bandar Narkoba
Usai acara, Menteri Imipas menyampaikan penegasan bahwa terpidana korupsi dan bandar narkoba tidak akan menerima amnesti dari Presiden Prabowo Subianto. Selanjutnya memberikan amnesti sesuai klasifikasi napi yang sudah ada.
“Masih naik turun (jumlah penerima amnesti) karena ini kan mau Lebaran, pasti ada juga yang lain sebagainya. Namun kami pastikan bahwa remisi itu ditujukan kepada yang memenuhi klasifikasi yang sudah ditetapkan sebagaimana apa yang disampaikan,” kata Agus.
“Nggak mungkin kepada pelaku korupsi yang dampaknya luas kepada masyarakat kita berikan. Demikian juga terhadap bandar narkoba, nggak akan mungkin juga akan diberi amnesti oleh Bapak Presiden,” ujarnya.
Agus mengatakan pemerintah masih mengolah data penerima amnesti. Dia ingin data penerima amnesti nantinya valid.
“Oleh karena itu, asesmen terus kita kerjakan bersama-sama dengan Kementerian Hukum, kemudian Kementerian HAM di bawah koordinasi Pak Menko Hukum HAM dan Imigrasi Pemasyarakatan nanti yang akan melakukan asesmen bersama, sehingga data yang disampaikan betul-betul valid dan tidak menyalahi daripada kriteria yang sudah ditetapkan,” ujarnya.