Jakarta, Berita Nusantara 89. BNPB melakukan update data terkait bencana Sumatera. Skala bencana banjir dan tanah longsor yang menerjang tiga provinsi di Pulau Sumatera—Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar)—semakin menunjukkan dampak yang memilukan.
Kemudian berdasarkan data terbaru oleh Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatin) BNPB per petang hari Senin (1/12/2025). Lebih jauh, jumlah korban meninggal dunia telah melonjak drastis hingga mencapai 604 orang.
Kepala Pusdatin BNPB, Abdul Muhari, membenarkan bahwa angka ini merupakan data terbaru dan ter-update yang mencerminkan kerugian jiwa akibat bencana di wilayah Utara Sumatera. “Data yang tampil data terupdate,” ujarnya
BNPB : Data Total Korban Jiwa dan Hilang
Situasi di lapangan menunjukkan operasi pencarian dan pertolongan yang masih berlangsung masif, seiring dengan masih tingginya angka korban hilang:
- Korban Meninggal Dunia: 604 orang
- Korban Hilang: 464 orang
- Korban Luka: 2.600 orang
- Warga Terdampak: 1,5 juta orang
- Jumlah Pengungsi: 570 ribu orang
Rincian Korban Berdasarkan Provinsi
Selanjutnya dari total korban meninggal, Sumatera Utara (Sumut) menjadi wilayah dengan jumlah korban terbanyak, kemudian Sumatera Barat dan Aceh:
| Provinsi | Korban Meninggal | Korban Hilang | Korban Luka |
| Sumatera Utara (Sumut) | 283 orang | 169 orang | 613 orang |
| Aceh | 156 orang | 181 orang | 1.800 orang |
| Sumatera Barat (Sumbar) | 165 orang | 114 orang | 112 orang |
Kerusakan Infrastruktur Meluas
Selain korban jiwa, bencana ini juga menyebabkan kerusakan infrastruktur yang sangat parah di tiga provinsi tersebut. Selanjutnya data BNPB mencatat kerugian fisik meliputi:
- Rumah Rusak Berat: 3.500 unit
- Rumah Rusak Sedang: 4.100 unit
- Rumah Rusak Ringan: 20.500 unit
- Jembatan Rusak: 271 unit
- Fasilitas Pendidikan Rusak: 282 unit
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat menjelaskan bahwa bencana banjir bandang ini dipicu oleh curah hujan yang setara dengan akumulasi satu bulan, namun tumpah dalam waktu yang sangat singkat.
Kemudian data terbaru ini menjadi dasar bagi pemerintah pusat dan daerah untuk terus meningkatkan skala operasi kemanusiaan dan percepatan pemulihan pascabencana.













