Magetan, Berita Nusantara 89. Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengejutkan dunia internasional setelah mengumumkan kebijakan baru. Lebih jauh, kebijakan itu berupa tarif impor sebesar 100 persen terhadap seluruh produk asal China. Kebijakan itu akan berlaku mulai 1 November 2025 sebagai respons tegas terhadap langkah Beijing. Sebelumnya China memberlakukan kontrol ekspor logam tanah jarang, bahan penting dalam industri teknologi dan pertahanan.
Donald Trump : Pembatasan Ekspor Logam Sebagai Pemicu
Donald Trump menyampaikan pengumuman tersebut dalam konferensi pers di Washington. Ia menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan tinggal diam terhadap kebijakan ekonomi China yang merugikan kepentingan nasional. Menurutnya, langkah China yang membatasi ekspor bahan baku strategis seperti logam tanah jarang merupakan tindakan tidak bersahabat. Kemudian melawan langkah itu dengan kebijakan ekonomi yang tegas.
Selain menaikkan tarif, Trump juga menegaskan bahwa ia tidak memiliki rencana untuk bertemu Presiden China Xi Jinping dalam waktu dekat. Padahal, sebelumnya kedua negara akan melakukan pertemuan bilateral dua pekan mendatang. Donald Trump mengatakan, pertemuan itu tidak perlu, China terlalu agresif dan tidak menunjukkan niat baik bekerja sama secara adil.
Langkah Beijing yang memutuskan pembatasan ekspor logam tanah jarang sebagai faktor utama yang memicu ketegangan. China selama ini menjadi pemasok sekitar 70 persen bahan tersebut ke seluruh dunia. Dengan kebijakan pembatasan ekspor mereka dapat mengganggu rantai pasok global, terutama di sektor elektronik, kendaraan listrik, dan industri militer. Bagi Amerika Serikat, kebijakan itu sebagai ancaman langsung terhadap industri strategis nasional.
Donald Trump menilai kontrol ekspor dari China merupakan bentuk tekanan ekonomi yang tak bisa menerimanya. Karena itu, pemerintah AS akan menerapkan tarif baru dengan besaran dua kali lipat dari yang berlaku saat ini. Selain itu, Washington juga berencana memperketat kontrol ekspor untuk sejumlah perangkat lunak penting dalam industri teknologi tinggi.
Sebelum keputusan ini, produk impor dari China memang sudah kena tarif tinggi di bawah kebijakan perdagangan sebelumnya. Rata-rata tarif Amerika Serikat terhadap produk China berada di kisaran 40 persen. Dengan tarif 100 persen, analis memperkirakan akan terjadi lonjakan harga barang konsumsi di Amerika serta gangguan pada rantai pasok global.
Perang Dagang Amerka vs China
Kebijakan Donald Trump ini juga menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang dagang jilid dua antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia tersebut. Para ekonom memperingatkan langkah ekstrem Trump bisa memicu reaksi balasan dari Beijing. Seperti pemberlakuan tarif baru terhadap produk Amerika atau pembatasan tambahan pada ekspor bahan baku penting lainnya.
Dampaknya tak hanya terasa di Amerika dan China, tetapi juga di banyak negara yang terhubung dalam rantai pasok industri global. Harga bahan baku berpotensi melonjak, sementara investor cenderung menahan diri akibat meningkatnya ketidakpastian ekonomi. Pasar saham di berbagai negara juga akan tertekan jika tensi perdagangan terus meningkat.
Donald Trump menegaskan bahwa langkah ini demi melindungi industri dalam negeri dan menciptakan lapangan kerja di Amerika. Namun, sejumlah pengamat menilai kebijakan tersebut berisiko besar terhadap stabilitas ekonomi global. Penolakan Trump bertemu Xi Jinping menjadi sinyal bahwa hubungan diplomatik kedua negara pada titik paling tegang dalam beberapa tahun terakhir.