Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, Google Doodle Ikut Rayakan

Berita99 Dilihat

Jakarta, Berita Nusantara 89. Google hari ini menampilkan Doodle spesial di halaman pencariannya untuk memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2025. Momen tahunan ini menjadi simbol kepedulian terhadap pelestarian flora dan fauna yang merupakan kekayaan hayati Indonesia.

Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2025

Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional setiap 5 November melalui Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993. Peringatan ini bertujuan menumbuhkan kesadaran masyarakat agar lebih mencintai, melindungi, dan melestarikan flora serta fauna Indonesia. Tanggal ini juga menjadi momentum refleksi terhadap pentingnya konservasi keanekaragaman hayati negeri ini.

Tiga jenis bunga dan tiga jenis satwa sebagai simbol nasional. Untuk puspa, terdapat bunga melati sebagai puspa bangsa, anggrek bulan sebagai puspa pesona, dan padma raksasa atau rafflesia sebagai puspa langka. Sementara itu, untuk satwa, Indonesia memiliki tiga simbol utama yaitu komodo, ikan siluk merah, dan elang Jawa. Ketiganya mencerminkan kekayaan serta keunikan fauna Indonesia yang dunia akui.

Peringatan ini tidak hanya oleh lembaga pemerintah, tetapi juga oleh komunitas pecinta alam, pelajar, hingga masyarakat umum. Banyak pihak mengadakan kegiatan seperti penanaman pohon, pameran flora dan fauna, kampanye lingkungan di media sosial, hingga edukasi tentang pentingnya konservasi. Semua kegiatan itu bertujuan menanamkan semangat cinta lingkungan sejak usia dini.

Keanekaragaman Hayati Indonesia

Keanekaragaman hayati Indonesia termasuk salah satu yang terbesar di dunia. Dari hutan tropis di Sumatera hingga terumbu karang di Papua, ribuan spesies endemik hidup dan berkembang di tanah air. Namun, kekayaan alam tersebut kini menghadapi tantangan serius akibat perburuan liar, alih fungsi lahan, dan dampak perubahan iklim global. Karena itu, momentum Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk kembali peduli terhadap lingkungan.

Namun sayangnya baru sebagian kecil pengetahuan dan pemanfaatan keragaman hayati ini. Saat ini baru 6.000 spesies tumbuhan, 1.000 spesies hewan dan 100 spesies renik.

Hutan Hujan Tropis Indonesia menjadi salah satu dari paru paru dunia. Tumbuhan khas tropis yang tersebar dari barat hingga timur Indonesia. Keragaman ini menjadi rumah tinggal yang nyaman bagi satwa untuk berkembang biak.

Satwa Indonesia sendiri tergolong dalam dua klasifikasi yang terpisah dalam zona transisi, yaitu Garis Wallace. Sebelah barat termasuk dalam klasifikasi Oriental, sedangkan timur klasifikasi Australia.

Dengan Keunikan dan Keragaman inilah Presiden Soegarto menetapkan 5 November sebagai Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional. Keputusan dalam Keppres Nomor 4 Tahun 1993.

Simbol Nasional Flora dan Fauna

Dalam Keppres tersebut, pemerintah menetapkan tiga jenis flora dan fauna simbol nasional mewakili keragaman hayati Indonesia.

Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2025
Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional 2025

Komodo (Varanus komodoensis) sebagai Satwa Nasional. Komodo merupakan hewan khas Indonesia yang hanya ada di Pulau Komodo. Kemudian Ikan Siluk Merah (Scleropages formosus) sebagai Satwa Pesona. Ikan ini kita kenal sebagai Ikan Arwana Merah atau Red Arwana. Spesies ikan air tawar dari Asia Tenggara, khususnya pulau Kalimantan.

Selanjutnya Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) sebagai Satwa Langka. Satwa ini sering terkaitkan dengan lambang negara Garuda pancasila. Lebih jauh, Elang Jawa mewakili jiwa bangsa yanbg perkasa, berwibawa dan melindungi.

Bunga Melati (Jasminum sambac) sebagai Puspa Bangsa. Keharuman khas melati yang secara simbolik melambangkan harapan masyarakat agar nama Indonesia harum di kancah internasional. Kemudian Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis) sebagai Puspa Pesona. Keanggunan dan kecantikannya secara tersirat melambangkan indahnya alam Indonesia.

Selanjutnya adalah Padma Raksasa (Rafflesia arnoldi) sebagai Puspa Langka. Flora ini berasal dari Sumatera dan Kalimantan. Mengambil nama dari Sir Thomas Stamford Raffles dan Dr Joseph Arnold yang menemukannya pada tahun 1818 di Bengkulu

Google Doodle : Dukung Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional

Google melalui Doodle-nya turut menyuarakan pesan pelestarian alam dengan cara kreatif dan menarik. Dengan menampilkan flora dan fauna Indonesia dalam karya seni digital, Google ingin menginspirasi jutaan pengguna internet agar ikut menjaga kekayaan hayati yang menjadi kebanggaan bangsa.

“Hari ini adalah untuk menghormati luar biasanya keanekaragaman hayati Indonesia,” tulis Google. Dalam tampilan Doodle, Google menonjolkan beragam ilustrasi tumbuhan dan hewan khas Nusantara. Lukisan digital tersebut menggambarkan harmoni antara manusia dan alam, sekaligus menjadi pengingat pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem di tengah ancaman kerusakan lingkungan yang kian meningkat.

Momentum Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional bukan hanya perayaan simbolik, melainkan juga ajakan untuk melakukan aksi nyata. Mulai dari langkah kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan, menanam pohon, hingga mendukung produk ramah lingkungan. Setiap tindakan positif akan membantu menjaga kelestarian alam agar tetap terwariskan kepada generasi mendatang.

Melalui peringatan ini, agar masyarakat semakin memahami bahwa menjaga puspa dan satwa bukan sekadar tanggung jawab pemerintah, melainkan kewajiban bersama. Cinta terhadap alam harus terwujudkan dalam perilaku sehari-hari, karena dari sanalah masa depan bumi dan kehidupan manusia bergantung.

Tinggalkan Balasan