Jakarta, Berita Nusantara 89. PBB Melaporkan, di tengah gencatan senjata di Gaza, militer Israel melancarkan serangkaian serangan udara yang menewaskan sekitar 100 warga Palestina. Aksi ini memicu kecaman internasional sebagai pelanggaran terhadap perdamaian sementara dan memberi tekanan baru pada kondisi kemanusiaan yang sudah rapuh.
Menurut laporan, ruas-ruas wilayah di Gaza menjadi sasaran serangan tanpa memperhatikan status gencatan senjata. Kemudian korban tewas termasuk warga sipil dan anak-anak, dan jelas menciptakan ketegangan baru antara Israel dan pihak Palestina.
PBB : Korban Tewas Mencapai 100 Orang
Volker Turk, Kepala Badan HAM PBB melaporkan serangan menghantam sekolah, rumah dan tenda pengungsian di wilayah Palestina. “Lebih dari 100 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel. Tempat tinggal, tenda pengungsi dan sekolah di jalur Gaza. Ini sungguh mengerikan,” ujarnya dalam pernyataan kepada AFP, Rabu (29/10/2025).
Turk menegaskan Israel telah melanggar gencatan senjata dan perlindungan warga sipil. ” Hukum perang sangat jelas, melindungi warga sipil !!. Sangat menyedihkan, pembunuhan ini tepat ketika gencatan senjata. Gaza yang telah lama menderita dan merasa ada harapan mungkin akan berakhir,” imbuhnya.
Warga Gaza melaporkan suara ledakan keras dan kolom asap di sejumlah titik target militer Israel. Kemudian banyak rumah dan gedung di kawasan padat penduduk rusak akibat serangan tersebut. Lebih lanjut, layanan kesehatan lokal kewalahan menerima korban dan menghadapi keterbatasan akses obat-obatan serta fasilitas medis. Kondisi ini memperparah krisis kemanusiaan yang telah berlangsung di jalur Gaza sejak konflik eskalasi sebelumnya.
Kelompok‐kelompok kemanusiaan menyatakan bahwa langkah ini mencederai makna gencatan senjata yang seharusnya memberi ruang bagi penyaluran bantuan, pemulihan infrastruktur, dan evakuasi warga terdampak perang. Dengan demikian, kepercayaan publik terhadap proses damai ambang gencatan semakin goyah.
Israel Umumkan Gencatan Senjata
Aksi militer ini juga berdampak pada diplomasi. Gencatan senjata sebagai langkah transisi menuju negosiasi lebih lanjut kini terancam kandas. Beberapa negara dan organisasi internasional, termasuk United Nations (PBB), menyebut insiden ini sebagai “mengerikan” dan mendesak kedua pihak untuk menghormati kesepakatan serta melindungi warga sipil. Jika tidak, risiko konflik kembali meningkat dan jalur bantuan kemanusiaan bisa terhambat.
Militer Israel, dalam pernyataan terbaru, Rabu (29/10), mereka melanjutkan penegakan perjanjian gencatan senjata Gaza. Setelah serangkaian serangan mematikan di wilayah tersebut, yang diklaim sebagai respons atas pelanggaran oleh Hamas.
“Menyusul serangkaian serangan yang menargetkan puluhan target teror dan para teroris. IDF (Angkatan Bersenjata Israel) telah memulai kembali penegakan gencatan senjata, merespons pelanggaran yang oleh Hamas,” demikian pernyataan militer Israel.
“Sebagai bagian dari serangan tersebut, IDF dan ISA (Badan Keamanan Israel) menyerang 30 teroris yang memegang posisi komando dalam organisasi teroris yang beroperasi di Jalur Gaza,” imbuh pernyataan tersebut.


 
																						 
 






