Magetan, Berita Nusantara 89. – Suasana haru menyelimuti halaman Pendopo Surya Graha, Kabupaten Magetan, saat 336 jamaah haji dari Kloter 51 tiba dan keluarga menyambut dengan pelukan serta tangis bahagia oleh yang telah menanti sejak siang hari.
Kedatangan mereka bukan sekadar perjalanan kembali dari Tanah Suci, melainkan membawa kisah perjuangan, rindu yang terobati, dan pengalaman spiritual yang mendalam.
Satu Jamaah Haji Magetan Wafat Di Tanah Suci
Namun, tidak semua keluarga bisa menyambut dengan sukacita. Di antara para jamaah, terdapat satu kursi kosong yang menjadi simbol duka atas kepergian Sumi Amatrejo, warga Desa Purworejo, Kecamatan Nguntoronadi, yang meninggal dunia saat menjalankan ibadah haji.
“Almarhumah wafat dalam keadaan menjalankan ibadah. Kita mendoakan agar husnul khotimah dan mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah,” ungkap Ida Dwi Martini, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Magetan.
Selain itu, pemerintah juga terpaksa memulangkan seorang jamaah lainnya dengan ambulans karena kondisi kesehatan yang menurun.
Membawa Cerita Rindu
Salah satu momen paling emosional datang dari Zaelani Wahyugiarto, adik dari Sofandi dan Kepala Desa Plumpung. Ia tampak sangat haru ketika turun dari bus, langsung mencari keberadaan tiga cucunya di tengah keramaian.
“Selama di Makkah, yang paling sering teringat itu cucu. Meski bisa video call, rasanya tetap berbeda kalau belum bisa memeluk langsung.” Ucapnya sambil mengangkat cucunya yang terlihat malu-malu namun bahagia.
Zaelani juga membagikan kisah beratnya menjalani puncak ibadah di Armina. Para jamaah harus menempuh perjalanan kaki selama berjam-jam dalam suhu mencapai 43 derajat Celsius.
“Memang melelahkan, udara sangat panas, tapi semangat tetap terjaga karena ini adalah bentuk pengabdian kepada Allah. Alhamdulillah, kami semua bisa kembali dengan selamat,” tuturnya penuh syukur.
Dua Kloter Jamaah Haji Magetan Masih Di Tanah Suci
Ida menyampaikan bahwa Kloter 51 hanyalah awal dari rangkaian kepulangan jamaah haji asal Magetan. Kloter 55 dijadwalkan tiba pada Minggu, 29 Juni, dan kedatangan jamaah akan terus berlangsung hingga kloter 97 yang diperkirakan tiba pada 14 Juli.
“Harapan kami, semua jamaah dapat kembali ke rumah masing-masing dalam keadaan sehat dan membawa pulang predikat haji mabrur,” ujarnya.
Di sore yang mulai gelap itu, Magetan menjadi saksi dari rindu yang akhirnya terbalas, pelukan yang sempat tertunda, dan doa yang terus mengalir. Haji bukan sekadar perjalanan spiritual ke Tanah Suci, melainkan juga tentang kembali ke pelukan keluarga dengan penuh cinta.
