Mobil Kapolda Metro Jaya : Tanpa Tot Tot Wuk Wuk

Berita1840 Dilihat
banner 468x60

Jakarta Berita Nusantara 89. Sebuah video ramai lantaran menampilkan Mobil Kapolda Metro Jaya yang melaju di Jalan Jenderal Sudirman tanpa sirene maupun strobo. Mobil tersebut merupakan MPV Innova Zenix berpelat dinas “1-VII” milik Kapolda Metro, dan tampak tidak ada pengawalan resmi.

Polda Metro Jaya memastikan bahwa kendaraan itu memang Mobil Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri. Kabid Humas Polda Metro, Brigjen Ade Ary Syam Indradi, menyatakan bahwa Kapolda memilih tidak menggunakan sirene maupun strobo agar tidak mengganggu kenyamanan masyarakat. “Beliau tidak menginginkan keributan di jalan,” ujar Ade Ary, Senin 29/09/2025.

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa sikap tersebut sebagai contoh kepada seluruh anggota Polri agar tidak bersikap arogan dalam penggunaan perangkat prioritas seperti sirene atau rotator. “Kita sebagai pelayan masyarakat harus memberikan pelayanan tulus,” tambahnya. Kapolda juga mengingatkan personel agar menjaga disiplin waktu tanpa harus menimbulkan gangguan lalu lintas.

Mobil Kapolda Metro Jaya : Tanpa Tot Tot Wuk Wuk, Tanpa Pengawalan

Terkait pengawalan, Ade Ary menegaskan bahwa mobil tersebut memang tidak ada pengawalan melekat. Kapolda secara pribadi memilih bergerak sendiri dalam kesempatan itu. Menurutnya, hal ini juga bagian dari upaya menunjukkan kesederhanaan dan kedekatan dengan masyarakat, alih-alih menampilkan citra simbol kekuasaan di jalan raya.

Meski demikian, publik mempertanyakan apakah kebijakan semacam ini aman dan tepat bagi pejabat setingkat Kapolda. Dampaknya terhadap keamanan pengawalan serta protokol keamanan menjadi sorotan. Ada yang melihatnya sebagai langkah humanis, sementara sebagian mengungkap kekhawatiran tentang potensi risiko saat menghadapi situasi darurat.

Rekaman video memperlihatkan mobil berwarna hitam itu melaju tanpa atribut prioritas di salah satu jalan protokol ibu kota. Situasi ini langsung mendapat perhatian netizen dan media karena berbeda dari tradisi pengawalan pejabat tinggi sejak lama. Umumnya, kendaraan pejabat besar terdapat sirene dan strobo untuk memudahkan perjalanan dan memenuhi standar protokol.

Kombinasi antara mobil dinas tanpa pengawalan dan absennya sirene / strobo tersebut kemudian viral. Narasi bahwa “Tot…Tot…Wuk…Wuk” (onomatopoeia suara sirene) tidak muncul dalam perjalanan Kapolda ternyata menjadi headline media. Meski begitu, Polda menyatakan bahwa ini bukan bentuk pelanggaran protokol, melainkan kebijakan sadar dari Kapolda sendiri.

Secara tidak langsung, kejadian ini membuka perdebatan soal bagaimana kepemimpinan di institusi penegak hukum menyeimbangkan antara citra kekuasaan dan pelayanan publik. Menjadi pertanyaan: apakah pejabat tinggi mesti selalu tampil dengan pengawalan prestise, atau bisa memilih langkah moderat demi kedekatan dengan masyarakat?

Para pejabat kemudian agar menimbang aspek keamanan dan efektivitas pengawalan ketika memilih pendekatan semacam ini. Ke depan, publik dan pihak internal Polri tentu akan memantau apakah kebijakan ini akan konsisten atau hanya momen khusus semata.

Tinggalkan Balasan