Jakarta, Berita Nusantara 89 – Presiden Prabowo Subianto mengucapkan selamat Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah. Presiden Prabowo Subianto mengatakan Idul Adha adalah momen yang mengajarkan keikhlasan hingga pengorbanan.
“Idul Adha merupakan momen yang mengajarkan kita tentang keikhlasan, keteguhan iman, serta pengorbanan demi kemaslahatan yang lebih besar,” tulis Presiden Prabowo Subianto di akun Instagram-nya, Jumat (6/6/2025).
Presiden Prabowo Subianto menuturkan Nabi Ibrahim dan Ismail As jadi contoh mengedepankan urusan bangsa dibanding kepentingan pribadi. Presiden Prabowo Subianto berharap momen Idul Adha jadi perekat persaudaraan dan pijakan untuk membangun Indonesia.
“Semoga kita dapat terus memaknai hari yang suci ini sebagai perekat persaudaraan, penguat solidaritas, dan pijakan untuk membangun Indonesia dengan semangat pengabdian dan persatuan,” sebutnya.
“Selamat Hari Raya Idul Adha 1446 H,” tambahnya.
Presiden Prabowo Subianto melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat (Jakpus). Prabowo didampingi oleh Mensesneg Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya.
Ketua MPR Ahmad Muzani dan Ketua DPR Puan Maharani juga turut hadir salat id. Sejumlah anggota Kabinet Merah Putih serta ribuan jemaah lainnya juga melaksanakan salat id.
Baca Juga : 985 Sapi dari Prabowo untuk Seluruh Provinsi di RI
Khatib Salat Id di Istiqlal: MBG Bukan Hanya Program, tapi Nilai Islam
Dalam kutbahnya, Khatib salat id, Wan Jamaluddin, menilai bahwa pemerintah tidak hanya menjalankan program makan bergizi gratis (MBG), tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai Islam di dalamnya.
“Oleh karena itu, kita harus mengamalkan gagasan tentang makan bergizi gratis untuk anak-anak Indonesia yang sejatinya merupakan bagian dari nilai-nilai Islam, bukan sekadar program pemerintah,” ujar Wan Djamaluddin dalam khotbahnya di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (6/6/2025).
Wan Jamaluddin menuturkan bahwa Idul Adha menggambarkan kebersamaan seluruh lapisan masyarakat. Ia menyebutkan bahwa orang-orang yang mampu berbahagia dengan berbagi, sedangkan orang-orang yang tidak mampu ikut bahagia menerima kurban.
“Oleh karena itu, Allah mensyariatkan kurban di hari raya Idul Adha agar seluruh lapisan masyarakat muslim dapat bergembira di hari raya tersebut,” tuturnya.
Pemimpin Harus Berkorban
Wan Jamaluddin mengatakan pemimpin harus berkorban demi kemajuan bangsanya. Selain itu, semangat kurban perlu diterjemahkan ke dalam tindakan konkret seperti program sosial berkelanjutan.
Para pemimpin dituntut untuk rela berkorban demi kepentingan rakyat, berkorban waktu, tenaga, bahkan kenyamanan pribadi demi membangun negeri ini menjadi negeri yang adil dan makmur. Bayangkan jika semangat kurban ini menjadi budaya, orang-orang kaya dan mampu, berbagi bukan hanya setahun sekali, tetapi terus-menerus dalam berbagai bentuk program sosial seperti makan bergizi gratis di sekolah, bantuan pangan, dan dukungan gizi ibu hamil serta anak-anak.