Satria-1, Satelit RI yang Membantu Internet Tembus Pelosok RI

Berita6 Dilihat
banner 468x60

Kupang, Berita Nusantara 89. – Bakti Komdigi mengungkapkan penggunaan kapasitas Satelit Republik Indonesia (Satria-1) telah mencapai 70% di 2025.
Data menunjukkan semakin banyak yang menggunakan kapasitas Satria-1. Kabar ini sekaligus menunjukkan satelit tersebut sebagai solusi penyediaan akses internet bagi layanan publik pemerintah. Kabar baik untuk daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia.

“Saat ini sudah lebih dari 70% kapasitas Satria-1,” ujar Direktur Utama Bakti Komdigi, Fadhilah Mathar di Fadhilah di Kupang (11/6/2025).

banner 336x280

Lebih lanjut, Bakti Komdigi juga tengah membangun IP transit di berbagai daerah pelosok Tanah Air. Pemerintah melakukan hal itu agar sepenuhnya dapat mengoptimalkan dalam membantu ketersediaan konektivitas bagi sekolah, puskesmas, pemerintah daerah, hingga keamanan.

Mengingat kapasitas satelit yang terbatas, Bakti Komdigi akan mengalihkan layanan internet berbasis satelit itu untuk penggunaan prioritas.
Berdasarkan data hingga 10 Juni 2025 terungkap bahwa ada pencapaian signifikan dalam upaya pemerataan akses digital di seluruh Tanah Air. Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menerima laporan tersebut dalam kegiatan monitoring konektivitas digital secara daring.

Satria-1 Telah Melayani Internet di 27.858 Lokasi Layanan Publik

“Melalui kerja keras dan kolaborasi berbagai sektor, total sebanyak 27.858 lokasi layanan publik dengan kapasitas Satria-1. Dan 6.747 desa kini Satria-1 telah melayani akses internet dan sinyal seluler,” ungkapnya.

Seiring kebutuhan internet yang semakin tumbuh, berbagai layanan pemerintahan yang kini sudah berbasis digital. Kapasitas Satria-1 yang tidak mencukupi kemudian Bakti Komdigi mencari strategi agar transformasi digital tersebut tetap berjalan.

Bakti Komdigi menjalin kerja sama dengan Telkomsat dengan memanfaatkan Satelit Merah Putih milik perusahaan pelat merah. Kerjasama tersebut guna meningkatkan kecepatan internet di base transceiver station (BTS) universal service obligation (USO) milik Bakti di daerah pelosok.

Sebagai informasi, pengadaan satelit pemerintah itu melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Bakti Komdigi selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) telah melaksanakan proses pelelangan pengadaan. Dan pada pada 26 April 2019 menetapkan Konsorsium PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) sebagai pemenang lelang .

Selanjutnya, konsorsium PSN mendirikan Badan Usaha Pelaksana (BUP) dengan nama PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) yang mengerjakan proyek satelit Satria-1.
Pemerintah meluncurkan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, menggunakan bantuan roket Falcon 9 milik SpaceX pada 18 Juni 2023. Selanjutnya Satria-1 beroperasi enam bulan kemudian.

Satria-1 memiliki kapasitas 150 Gbps, untuk menunjang kebutuhan di 37 ribu titik akses internet bagi fasilitas layanan publik di 3T. Adapun, proyek pemerintah itu menghabiskan anggaran sebesar Rp 8 triliun.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *