Sri Mulyani : Saya Tidak Mengatakan Guru Beban Negara

Berita192 Dilihat
banner 468x60

Jakarta, Berita Nusantara 89. Publik sempat heboh oleh sebuah video yang memperlihatkan sosok menyerupai Menteri Keuangan Sri Mulyani. Dalam video itu, ia seolah menyebut bahwa “guru adalah beban negara”. Konten tersebut kemudian viral di media sosial dan menimbulkan perdebatan luas.

Namun, pemeriksaan fakta memastikan bahwa video itu palsu. Hasil analisis menunjukkan konten tersebut menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau AI. Artinya, pernyataan yang beredar tidak pernah keluar dari Sri Mulyani.

Dalam pidato aslinya, Sri Mulyani justru menyoroti rendahnya gaji guru dan dosen di Indonesia. Menurutnya, profesi ini sering tidak sepadan meski memiliki peran penting. Ia menekankan bahwa hal ini menjadi tantangan besar dalam penyusunan anggaran negara.

Tim pemeriksa fakta turnbackhoax.id menyatakan dengan jelas bahwa video yang menyebut guru sebagai beban negara merupakan hoaks video. Ada yang sengaja memanipulasi konten itu untuk menimbulkan kesalahpahaman publik.

Klarifikasi Sri Mulyani : Tidak Pernah Menyebut Guru Beban Negara

Menanggapi penyebaran hoaks tersebut, Sri Mulyani langsung memberikan klarifikasi melalui akun resminya. Ia menegaskan bahwa kalimat “guru beban negara” tidak pernah ia sampaikan dalam forum apa pun. Menurutnya, video itu adalah potongan editan ada yang sengaja memelintirnya.

Kementerian Keuangan juga memperkuat pernyataan tersebut. Pihak kementerian menegaskan bahwa pemerintah justru terus berupaya meningkatkan kesejahteraan guru dan tenaga pendidik. Narasi yang beredar dalam video palsu itu sama sekali tidak mencerminkan sikap resmi pemerintah.

Pernyataan palsu itu sempat memicu kegelisahan di masyarakat, khususnya di kalangan pendidik. Banyak warganet yang awalnya percaya lalu bereaksi keras terhadap Sri Mulyani. Namun, setelah klarifikasi resmi keluar, publik mulai memahami bahwa pernyataan tersebut hanyalah hasil manipulasi digital.

Sri Mulyani juga mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menerima informasi di media sosial. Menurutnya, di era teknologi saat ini, konten bisa dengan mudah kita modifikasi untuk menyesatkan opini publik. Ia mengajak masyarakat untuk selalu memeriksa kebenaran informasi sebelum ikut menyebarkannya.

Kasus ini menjadi peringatan penting tentang bahaya penyebaran hoaks video. Teknologi AI memang membawa banyak manfaat, tetapi juga berpotensi penyalahgunaan untuk memutarbalikkan fakta. Karena itu, literasi digital sangat penting agar masyarakat tidak mudah terjebak informasi palsu.

Fenomena hoaks video Sri Mulyani menunjukkan bagaimana manipulasi digital bisa berdampak pada opini publik. Jika tidak segera kita luruskan, konten semacam ini dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintah. Klarifikasi cepat dan tegas dari pihak terkait menjadi kunci untuk meredam isu yang beredar.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan