IGK Manila : Warisan Sang Jenderal yang Melebihi Medali

Berita, Tokoh38 Dilihat
banner 468x60

Jakarta, Berita Nusantara 89. Setiap komponen perjalanan hidup Mayor Jenderal (Purn.) I Gusti Kompyang Manila atau IGK Manila, merupakan bab luar biasa yang patut kita kenang. Lahir di Singaraja, Bali, sosok ini bukan sekadar prajurit biasa—melainkan figur yang mengarungi berbagai medan. Mulai dari rumah kekuasaan hingga panggung olahraga nasional dan pendidikan ideologi politik.

IGK Manila : Dari Pembela Bung Karno hingga Penggerak Operasi Militer

Karier militer IGK Manila mulai di masa konfrontasi Dwikora, dengan peran penting sebagai pengawal Presiden Sukarno saat masa penurunan Republik. Ia berada di garis depan—menjaga pemimpin besar bangsa di tengah ketegangan politik dan pengawasan ketat masa itu. Ia menunjukkan perpaduan antara loyalitas dan keberanian yang tidak biasa.

Tengok pula kiprahnya memimpin Operasi Ganesha, misi monumental menggiring ratusan gajah liar keluar dari rawa Sumatera Selatan tanpa membahayakan satwa. Kiprahnya melindungi ekosistem lokal, dan menyelamatkan desa-desa yang terancam. Taktik kreatif melibatkan suara keras, helikopter, dan ledakan kecil. Hal ini memberikan gambaran betapa brilian dan visionernya Manila dalam menghadapi tantangan non-militer dengan pendekatan inovatif dan manusiawi.

IGK Manila : Dari Lapangan Hijau ke Wushu, Jalan Prestasi Tak Terduga

Bagi dunia olahraga Indonesia, nama IGK Manila memiliki makna mendalam. Ia menjadi manajer saat Timnas Sepak Bola Indonesia terakhir meraih medali emas SEA Games pada 1991. Prestasi yang sulit kita raih hingga saat ini dan selalu kita kenang. Ia juga merupakan “Bapak Wushu Indonesia”. Ia menjadi pelopor pembentukan organisasi wushu resmi dan sukses membuka jalan bagi pengakuan olahraga ini di tingkat nasional.

Jejak kontribusinya melebar hingga mengurus sepakbola profesional, bahkan sampai ke organisasi olahraga dan regulator. Hadirnya Manila di lapangan hijau dan arena wushu mencerminkan semangat luasnya dalam membangun reputasi olahraga Tanah Air.

Menyatukan Militer, Birokrasi, dan Pendidikan Politik

IGK Manila kemudian merambah ke ranah pendidikan dan pemerintahan. Sebagai Gubernur Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem, dia merancang kurikulum ideologis dan kepemimpinan yang menyasar kader-kader politik masa depan. Sosok ini membentuk benteng ideologis dalam partai, menanamkan nilai nasionalisme dan kebangsaan.

Kesetiaan dan kedekatannya dengan pemimpin, di masa Orde Lama maupun Orde Baru, memperkuat reputasinya sebagai figur yang mampu menjaga integritas. Ia sekaligus menjembatani lintas rezim politik—tanpa terjerumus dalam ambisi politik semata.

Warisan Sang Jenderal yang Melebihi Medali

IGK Manila tutup usia pada 18 Agustus 2025, setelah meninggalkan bekas trajectories dalam militer, olahraga, dan pendidikan politik. Ia adalah prajurit yang lahir dari medan perang politik dan kerja keras. Seorang pemimpin yang tumbuh dari pengalaman hidup sederhana hingga menjadi tokoh dengan lintasan hidup yang multi-dimensional.

Jejaknya adalah kisah seseorang yang melampaui identitas sebagai pensiunan militer. Ia adalah pelopor konservasi satwa, penggerak olahraga prestasi, penyelenggara pendidikan ideologis masa kini. Ia sekaligus penjaga nilai kebinekaan dalam pusaran perubahan politik.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan