Korupsi 500 Juta, ASN di Magetan Ditahan Kejaksaan

Berita, Daerah, Jatim8907 Dilihat
banner 468x60

Magetan, Berita Nusantara 89. Kejaksaan Negeri Magetan resmi menahan dua tersangka kasus dugaan korupsi proyek pengadaan gamelan Jawa yang terjadi pada tahun anggaran 2019. Proyek yang seharusnya mendukung kegiatan pendidikan dan pelestarian budaya ini justru menimbulkan kerugian negara hingga mencapai Rp520,5 juta.

Proyek Bermasalah

Kasus ini berawal dari pengadaan gamelan senilai sekitar Rp1,1 miliar yang untuk 17 sekolah di Kabupaten Magetan. Namun, dalam proses pelaksanaannya, terdapat berbagai penyimpangan yang menyalahi aturan. Hasil audit dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menunjukkan adanya kerugian negara cukup besar akibat pengadaan yang tidak sesuai spesifikasi kontrak.

Tersangka pertama, berinisial S, saat itu menjabat sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga. Ia membuat Harga Perkiraan Sendiri (HPS) tanpa melakukan survei lapangan yang memadai. Selain itu, tidak ada proposal resmi dari sekolah-sekolah sebagai dasar kebutuhan pengadaan. Proses verifikasi hasil pekerjaan pun hanya secara sampel, bukan menyeluruh. Bahkan, ketika rekanan mengalami keterlambatan pengerjaan, tidak ada tindakan tegas dari pihak PPK.

Tersangka kedua adalah YSJI, direktur CV Mitra Sejati yang menjadi pelaksana proyek. Ia menyerahkan gamelan dengan kualitas tidak sesuai kontrak. Barang yang seharusnya memenuhi standar pendidikan justru menggantinya dengan produk yang lebih rendah mutu, sehingga merugikan negara sekaligus dunia pendidikan.

Penahanan Tersangka Korupsi oleh Kejaksaan

Kepala Kejaksaan Negeri Magetan, Yuana Nurshiyam, menyatakan bahwa kedua tersangka korupsi telah resmi di tahanan sejak 26 Agustus 2025. Mereka akan titip di Rumah Tahanan Kelas IIB Magetan untuk menjalani masa tahanan awal selama 20 hari. Penahanan ini untuk mencegah tersangka melarikan diri, menghilangkan barang bukti, atau mempengaruhi saksi yang masih dalam proses pemeriksaan.

Proses hukum terhadap keduanya kini memasuki tahap penyidikan lebih lanjut. Penyidik terus mengumpulkan bukti tambahan, termasuk memeriksa pihak-pihak lain yang mengetahui alur proyek pengadaan gamelan tersebut.

Kasus ini menjadi perhatian masyarakat luas, terutama karena dana yang seharusnya untuk memperkaya dunia pendidikan malah untuk pribadi. Gamelan yang seharusnya menjadi sarana pembelajaran seni tradisional justru menjadi ajang keuntungan pribadi oknum tertentu. Hal ini menimbulkan kekecewaan mendalam, mengingat nilai kerugian negara cukup besar dan berimbas langsung pada kualitas pendidikan.

Publik berharap penegakan hukum secara transparan dan tuntas. Masyarakat menuntut agar tersangka mendapatkan hukuman yang setimpal, sehingga bisa memberikan efek jera bagi pihak lain. Selain itu, pemerintah daerah untuk lebih memperketat pengawasan dalam setiap proyek pengadaan barang dan jasa, khususnya yang berkaitan dengan pendidikan dan kebudayaan.

Kasus korupsi gamelan di Magetan menjadi pengingat penting bahwa integritas dan transparansi harus menjadi prioritas utama dalam pengelolaan anggaran negara. Penanganan yang tegas dan adil mampu memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi hukum sekaligus menjaga nama baik dunia pendidikan di daerah.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan