Sidoarjo, Berita Nusantara 89. – Peristiwa musala ambruk terjadi di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Senin sore, 29/09/2025. Sebuah musala yang masih dalam tahap pembangunan di kompleks Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran, tiba-tiba ambruk dan menimpa sejumlah orang di dalamnya. Kejadian ini sontak memicu kepanikan warga sekitar dan mengundang perhatian luas. Hingga kini, proses evakuasi masih terus berjalan oleh tim gabungan.
Menurut keterangan Ketua RT setempat, Munir, musala ambruk sekitar pukul 15.00 WIB. Beberapa menit sebelumnya, warga mendengar suara gemuruh keras kemudian getaran seperti gempa. “Setelah salat Asar terdengar gemuruh, lalu atap musala ambruk,” ungkap Munir. Saat kejadian, beberapa santri dan jamaah berada di lokasi sehingga langsung tertimpa reruntuhan bangunan.
Pemerintah daerah bersama aparat kepolisian dan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) segera mengerahkan tim penyelamat. Hingga sore hari, sebanyak 15 ambulans sudah siaga di lokasi untuk membantu proses evakuasi dan membawa korban ke rumah sakit terdekat. Petugas medis dan relawan dan warga setempat bahu-membahu mencari korban yang masih terjebak di bawah puing-puing.
Sejumlah saksi mata mengungkapkan, situasi di lokasi sangat mengkhawatirkan. Tangisan dan teriakan minta tolong terdengar dari balik reruntuhan. Petugas bekerja ekstra hati-hati agar proses evakuasi tidak menimbulkan tambahan korban. Alat berat masih siaga, tetapi penyelamatan awal secara manual menggunakan peralatan sederhana karena area runtuhan cukup sempit.
Jumlah Korban Musala Ambruk
Hingga berita ini turun, jumlah korban pasti masih belum pasti. Namun, laporan sementara menyebutkan belasan orang kemungkinan masih tertimbun di bawah bangunan. Proses pencarian secara berlapis dengan melibatkan tim medis, aparat keamanan, dan relawan lokal. Korban yang berhasil ketemu langsung evakuasi ke rumah sakit terdekat menggunakan ambulans yang sudah berjajar di lokasi.
Kejadian ini menimbulkan keprihatinan mendalam. Banyak pihak menyoroti faktor keamanan bangunan yang runtuh meski belum lama proses pembangunannnya. Pengawasan konstruksi harus meningkat agar peristiwa serupa tidak terulang. Pihak pesantren maupun pemerintah daerah agar segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap standar pembangunan fasilitas publik, terutama rumah ibadah.
Warga sekitar mengaku trauma dengan kejadian mendadak ini. Banyak orang berlarian menyelamatkan diri ketika mendengar suara keras dan melihat atap musala runtuh. Setelah situasi mereda, mereka kembali untuk membantu tim penyelamat mencari korban. Solidaritas warga terlihat nyata ketika mereka bersama-sama mengangkat puing dengan tangan kosong.
Hingga malam hari, proses evakuasi masih berlanjut. Petugas kepolisian sudah memasang garis pengaman di sekitar area reruntuhan untuk mencegah kerumunan warga yang bisa menghambat jalannya penyelamatan. Aparat juga meminta masyarakat tetap tenang dan mempercayakan proses pencarian pada tim gabungan yang bekerja di lapangan.
Musala ambruk di Sidoarjo menjadi pengingat penting tentang keselamatan bangunan. Tragedi ini menunjukkan bahwa setiap tahap pembangunan, dari desain hingga pelaksanaan, harus sesuai standar keamanan. Peristiwa tersebut tidak hanya menimbulkan korban jiwa dan luka, tetapi juga duka mendalam bagi keluarga santri dan masyarakat sekitar.
Proses evakuasi masih terus berjalan, dan pemerintah menjanjikan pendampingan bagi para korban serta keluarga yang terdampak. Musala yang semestinya menjadi tempat ibadah dan ketenangan kini berubah menjadi lokasi bencana. Tragedi ini meninggalkan pesan penting agar aspek keselamatan konstruksi selalu menjadi prioritas utama.