Penjarahan Rumah Sahroni, Eko Patrio Hingga Uya Kuya

Berita, Politik77 Dilihat
banner 468x60

Jakarta, Berita Nusantara 89. – Gelombang aksi massa yang berujung ricuh di Ibu Kota kembali menyisakan cerita pilu. Beberapa rumah anggota DPR RI menjadi sasaran penjarahan, mulai dari kediaman Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni, anggota DPR sekaligus komedian Eko Patrio, hingga artis sekaligus politikus Uya Kuya. Insiden ini menambah daftar panjang kerugian akibat situasi tak terkendali yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Rumah Ahmad Sahroni

Kediaman Ahmad Sahroni di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, menjadi salah satu lokasi penyerbuan massa. Warga sekitar sempat merekam kejadian saat massa berusaha masuk ke rumah Sahroni. Meski sebagian warga berupaya menghadang, sejumlah pintu dan fasilitas mengalami kerusakan. Sahroni sendiri tidak berada di rumah ketika kejadian berlangsung.

Beberapa saksi mata menyebutkan massa berusaha mengambil barang-barang di dalam rumah, meski sebagian gagal. “Sudah dong, kami mau istirahat. Jangan bikin rusuh di kampung kami,” ujar seorang warga yang membantu mengusir massa dari sekitar lokasi.

Eko Patrio Ikut Jadi Korban Penjarahan

Nasib serupa terjadi pada politisi PAN, Eko Patrio. Rumahnya yang berada di kawasan Jakarta Timur sempat terjadi penjarahan oleh kelompok massa yang menyusup dalam aksi demonstrasi. Menurut laporan sementara, beberapa perabot dan barang pribadi mengalami kerusakan.

Eko Patrio menyampaikan kekecewaannya melalui pernyataan singkat. Ia menegaskan bahwa tindakan anarkis seperti penjarahan tidak benar dalam kondisi apa pun. “Kita bisa berbeda pendapat, tapi jangan sampai merusak rumah atau harta orang lain. Ini jelas kriminal,” ujarnya.

Kediaman Uya Kuya Tak Luput dari Sasaran Penjarahan

Tak hanya dua nama besar di Senayan, kediaman Uya Kuya yang juga anggota DPR RI turut menjadi sasaran. Massa merangsek masuk ke lingkungan rumah Uya Kuya meski kemudian aparat keamanan dan warga sekitar berhasil menghalau.

Uya Kuya sebagai publik figur menyayangkan peristiwa ini. Ia menekankan bahwa aksi kekerasan justru memperburuk keadaan. “Saya yakin rakyat kita sebenarnya cinta damai. Yang melakukan ini jelas segelintir provokator yang ingin menambah kericuhan,” katanya.

Warga dan Aparat Berusaha Mengendalikan Situasi

Di beberapa titik, warga sekitar ikut membantu aparat untuk menghalau massa. Aksi spontan warga ini mencegah kerusakan yang lebih besar. Kepolisian sendiri menegaskan bahwa penjarahan dan perusakan rumah anggota DPR akan melakukan pengusutan tuntas.

“Setiap laporan kami tindaklanjuti. Pelaku penjarahan akan mendapatkan proses sesuai hukum yang berlaku,” kata juru bicara Polda Metro Jaya.

Penjarahan rumah anggota DPR ini memicu reaksi luas di masyarakat. Banyak pihak menilai, selain merugikan para pejabat, aksi anarkis semacam ini juga memperburuk citra demokrasi. Media sosial penuh kritik terhadap lemahnya pengamanan, serta seruan agar aparat lebih sigap dalam mengendalikan situasi.

Sejumlah pengamat politik menilai bahwa serangan terhadap rumah pejabat publik menunjukkan adanya krisis kepercayaan yang semakin tajam. Namun, mereka menekankan bahwa penyampaian aspirasi seharusnya lewat cara damai, bukan melalui penjarahan.

Insiden penjarahan rumah anggota DPR RI, mulai dari Ahmad Sahroni, Eko Patrio, hingga Uya Kuya, menjadi pengingat betapa pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban di tengah situasi politik yang memanas. Aparat hendaknya bertindak tegas, sementara masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan