Jakarta, Berita Nusantara 89. Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, resmi menonaktifkan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach dari keanggotaan DPR RI Fraksi NasDem. Keputusan ini berlaku mulai Senin, 1 September 2025, setelah kedua tokoh tersebut menjadi sorotan publik akibat pernyataan kontroversial yang tidak sejalan dengan nilai dan perjuangan partai.
Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Hermawi F. Taslim, menegaskan bahwa keputusan ini berdasarkan pertimbangan serius terhadap dinamika politik yang terjadi. Menurutnya, aspirasi masyarakat selalu menjadi dasar kebijakan partai. Namun, dalam perkembangan terbaru, ucapan dan sikap dua anggota DPR tersebut melukai perasaan publik sehingga NasDem harus mengambil langkah tegas.
Kontroversi Ahmad Sahroni & Nafa Urbach
Nama Ahmad Sahroni, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR RI, menjadi pusat perhatian setelah pernyataannya terkait wacana pembubaran DPR menuai polemik. Ia menyebut pihak yang mendorong pembubaran DPR sebagai “orang tolol sedunia”. Ucapan itu memicu gelombang kritik keras dari masyarakat.
Buntut dari pernyataan tersebut, massa menyerang dan menjarah rumah Sahroni di kawasan Tanjung Priok. Sejumlah fasilitas dan barang pribadi miliknya rusak hingga raib akibat penjarahan. Bahkan, mobil mewah miliknya massa hampir membakarnya. Dua hari sebelum penonaktifan, Sahroni juga sudah mutasi dari Komisi III ke Komisi I DPR.
Kasus Nafa Urbach
Sementara itu, Nafa Urbach juga menuai kritik setelah beredar video yang memperlihatkan dukungannya terhadap tunjangan rumah bagi anggota DPR. Video tersebut tidak peka terhadap kondisi masyarakat yang tengah menolak kenaikan tunjangan serta menuntut transparansi penggunaan anggaran negara. Dukungan Nafa Urbach menimbulkan kekecewaan publik dan bertentangan dengan semangat kerakyatan yang selalu NasDem usung.
Alasan Penonaktifan Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach
Partai NasDem menegaskan ada tiga alasan utama penonaktifan ini : Pernyataan kontroversial dari Sahroni dan Nafa menyimpang dari nilai perjuangan partai. Reaksi publik yang negatif menunjukkan adanya jarak antara wakil rakyat dan aspirasi masyarakat. Kebutuhan menjaga integritas partai, sehingga mengambil langkah tegas untuk meredam gejolak.
Respons Partai dan PublikNasDem menilai keputusan ini bukan hanya bentuk sanksi, melainkan juga refleksi dari komitmen partai dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Penonaktifan Sahroni dan Nafa sebagai langkah konkrit untuk menjaga kredibilitas dan mengembalikan kepercayaan masyarakat di tengah gejolak politik.
Keputusan ini terjadi di tengah gelombang protes besar-besaran terhadap tunjangan DPR RI. Publik menuntut wakil rakyat agar lebih berpihak pada kepentingan masyarakat, bukan sekadar mementingkan fasilitas pribadi. Dalam situasi penuh tekanan ini, NasDem memilih mendengarkan suara rakyat dan menunjukkan ketegasan.
Mulai 1 September 2025, Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach resmi tidak lagi menjabat sebagai anggota DPR RI dari Fraksi NasDem. Keputusan ini menjadi preseden penting dalam politik nasional, sekaligus menunjukkan bahwa partai politik tidak boleh mengabaikan aspirasi publik.
Bagi NasDem, langkah ini agar mampu menjaga marwah partai sekaligus mempertegas posisi sebagai partai yang mengutamakan kepentingan rakyat. Sementara itu, publik menilai keputusan ini sebagai bukti nyata bahwa suara masyarakat mampu memengaruhi kebijakan partai dalam menghadapi dinamika politik yang memanas.