Surabaya, Berita Nusantara 89 – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Timur menyebut saat ini penetrasi Internet mencapai 89,11 persen. Namun, masih ada 30 titik blank spot di seluruh Jawa Timur.
Kadis Kominfo Provinsi Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin mengatakan, penetrasi internet di Jatim lebih tinggi dari nasional, sementara di Indonesia hanya 79,5 persen.
“Penetrasi internet di Indonesia itu sudah 79,5 penetrasi. Di Jawa Timur lebih tinggi 89,11 persen,” ujar Sherlita ditemui di acara Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) APJII Jatim di Hotel Santika Surabaya, Rabu (21/5/2025).
Menurutnya, di era saat ini internet merupakan bagian dari kebutuhan masyarakat. Segala lini kehidupan membutuhkan internet.
“Sekarang mau enggak mau segala urusan mulai dari lahir sampai meninggal urusannya dengan internet,” ungkap dia.
Ia menyebut, pada tahun 2025 ini ada sebanyak 30 titik blank spot di Jatim. 30 titik itu di antara 23 wilayah sekolah dan sisanya adalah hutan raya.
“(Titik blank spot) salah satunya itu ada di Masa Lembu. Di Pulau Masa Lembu. Jadi kan ini ya apa ya apa pemahamannya adalah bagaimana kemudian teman-teman ini bisa punya akses untuk pendidikan,” ungkapnya.
Pihaknya pun telah memberikan bantuan layanan pada titik-titik blak spot. Hal ini mengingat internet merupakan bagian dari sarana pendidikan.
Peran Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia di Jawa Timur
“Tahun ini di 2025 kami bersama dengan Dinas Pendidikan, bersama dengan Dinas Kehutanan dan Dinas Pariwisata ada 30 titik lokasi blank spot yang kami bantu layanan. Itu di antaranya 23 lokasi sekolah SMA, SMK dan SLB yang menjadi kewenangan Pemprov itu kami pasang,” jelasnya.
Sherlita mengungkap, layanan ini tak lepas dari peran APJII Jawa Timur. APJII selama ini telah membantu pemerintah dalam memberikan akses internet di pelosok daerah.
“Kami menganggap bahwa peran APJII luar biasa dalam rangka mendukung layanan pemerintah, mendukung layanan-layanan lain yang berkaitan langsung dengan bagaimana di mana masyarakat kemudian bisa menjalankan aktivitasnya,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua APJII Wilayah Jawa Timur, Yosvensa Setiawan mengingatkan pentingnya kolaborasi dan sinergi dalam menghadapi tantangan ke depan. Anggota APJII Jatim merupakan ujung tombak penetrasi internet sampai ke desa.
“Jadi kita melangkah ke depan memang dibutuhkan sinergi dan kolaborasi. Kalau kita berjalan sendiri ya bisa akan lebih cepat tapi enggak akan bisa berlari jauh,” katanya.