Jakarta, Berita Nusantara 89. Presiden memberikan instruksi tegas untuk melanjutkan jalur kereta cepat ( KA Whoosh) Jakarta–Bandung hingga Surabaya. Proyek ini memiliki potensi besar terhadap mobilitas dan pertumbuhan ekonomi pulau Jawa. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan menyampaikan bahwa pemerintah menyiapkan kerangka regulasi baru guna mempercepat realisasi perpanjangan rute. Dengan visi integrasi transportasi darat di Pulau Jawa beberapa kota besar agar lebih terkoneksi.
Rencana ini bertujuan memangkas waktu tempuh dari Jakarta ke Surabaya drastis, yakni dari sekitar delapan jam dua puluh lima menit menjadi hanya empat sampai lima jam. Jika tercapai, efisiensi perjalanan pengusaha maupun pelaku bisnis meningkat signifikan. Selain efisiensi waktu, proyek ini juga dipandang mampu menghubungkan kota-kota besar, kawasan industri, dan pelabuhan sepanjang jalur Pantura dengan konektivitas lebih optimal.
Lebih lanjut, proyek kereta cepat generasi berikutnya agar menurunkan emisi karbon sektor transportasi. Laporan terbaru menunjukkan bahwa sektor perkeretaapian menyumbang sangat sedikit terhadap emisi nasional. Dengan demikian, perluasan jalur kereta cepat menjadi bagian dari komitmen pembangunan berkelanjutan dan transportasi rendah karbon.
Dalam pernyataannya pada ajang RailwayTech Indonesia 2025, Menteri Koordinator secara khusus menyebut bahwa koridor Bandung–Surabaya akan menjadi tulang punggung integrasi mobilitas Pulau Jawa. Ia menekankan bahwa pembangunan koridor ini merupakan langkah strategis menghadirkan mobilitas lebih cepat, lebih bersih, dan lebih terintegrasi antar wilayah provinsi.
Dampak KA Whoosh Jika Sampai Surabaya
Salah satu antisipasi efek adalah kenaikan produktivitas ekonomi regional. Ketika akses transportasi antarkota semakin mudah, pelaku usaha lokal dapat memanfaatkan peluang pasar yang lebih luas. Begitu pula, integrasi pelabuhan menjadi lebih efisien jika konektivitas transportasi landasan sesuai standar kelas dunia.
Selain itu, pemerintah menyatakan bahwa perluasan rute ini merupakan bagian dari program konektivitas nasional yang inklusif. Mereka memastikan bahwa transportasi darat tidak terjadi secara terpisah, melainkan dengan moda laut dan udara. Hal itu menjadi penting karena mayoritas penduduk Indonesia tinggal di wilayah pesisir sehingga integrasi transportasi lintas moda vital bagi mobilitas nasional.
Proyek ini juga memberikan sinyal positif bagi pengembangan ekonomi lokal di kota-kota transit. Kota seperti Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya diuntungkan karena akses yang semakin cepat memudahkan distribusi barang dan arus orang. Dengan demikian, koridor baru ini akan memperkuat rantai nilai antarkawasan industri dan pelabuhan.
Untuk merealisasikan semua, kerangka regulasi yang menjadi kunci. Pemerintah tengah menyusun instrumen hukum modern agar dapat menyesuaikan tuntutan proyek transportasi canggih. Instrumen ini guna menyediakan payung hukum yang moderen, fleksibel, dan sesuai tantangan sektor transportasi yang bergerak cepat.
Ia menambahkan bahwa kerangka regulasi baru itu juga membahas aspek teknis, operasional, hingga kebijakan lingkungan hidup. Dengan demikian, pelaksanaan proyek tidak hanya aman secara teknik, tetapi juga bertanggung jawab terhadap dampak sosial dan ekologis.
Secara umum, proyek perluasan kereta cepat ini mencerminkan visi nasional memperkuat sistem transportasi nasional yang terintegrasi dan cerdas. Presiden telah menaruh perhatian khusus terhadap integrasi koridor Bandung–Surabaya sebagai bagian dari strategi pembangunan Pulau Jawa. Sementara itu, pemerintah menegaskan bahwa isu regulasi, efisiensi, dan lingkungan menjadi fokus yang tidak bisa kompromi.
Dengan dukungan regulasi yang kuat, dukungan publik, serta integrasi moda transportasi, proyek ini bakal memicu percepatan pembangunan infrastruktur nasional. Dampak terhadap mobilitas masyarakat di Pulau Jawa pun agar menjadi nyata dalam beberapa tahun ke depan.