Semeru Erupsi, Lava Pijar Hingga 2,5 Kilometer

Berita, Daerah, Jatim572 Dilihat

Lumajang, Berita Nusantara 89. Gunung Semeru, yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik pada hari Senin lalu. Pos pantau menyebutkan bahwa gunung tertinggi di Pulau Jawa ini melepaskan guguran lava pijar sebanyak lebih dari belasan kali. Lava meluncur dengan jarak luncur mencapai sekitar 2.500 meter ke arah aliran Sungai Besuk Kobokan. Aktivitas ini menjadi sorotan karena menunjukkan potensi bahaya yang nyata bagi kawasan lereng dan zona aliran sungai di sekitarnya.

Guguran lava pijar seperti ini adalah bagian dari jenis aktivitas erupsi desprersi material vulkanik yang mengalir dari kubah lava atau dari lereng gunung menuju arah yang lebih rendah. Karena Gunung Semeru memiliki jalur aliran yang rawan lahar dan awan panas, kegiatan seperti ini bukan hanya soal lava yang meluncur, tetapi juga mengenai potensi bahaya lanjutan seperti lahar dingin, aliran batu dan debu vulkanik yang bisa terbawa hujan atau aliran sungai. Kondisi ini memerlukan pemantauan serius oleh lembaga vulkanologi dan otoritas kebencanaan.

Menurut data yang dari BPBD Lumajang, guguran lava pijar yang tercatat terjadi sebanyak 13 kali selama satu sesi aktivitas. Hal ini menegaskan bahwa meskipun belum terjadi letusan besar yang mempengaruhi luas wilayah secara signifikan, potensi bahaya lokal tetap tinggi. Terutama di zona aliran sungai yang berhulu di puncak gunung. Petugas pos pantau juga mengingatkan bahwa kegiatan wisata atau warga dalam radius aman masih berlangsung normal. Namun masyarakat tidak boleh lengah karena kondisi gunung bisa berubah cepat.

Semeru Status Level 3, Aktifitas Masyarakat dan Wisata Normal Namun Siaga

Walau erupsi terjadi, status Gunung Semeru tetap berada pada level 3 (siaga). Meski demikian, petugas memperingatkan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 13 kilometer dari puncak. Serta area 500 meter di kanan-kiri aliran sungai Besuk Kobokan sepanjang 17 kilometer. Hal ini mengingat potensi awan panas guguran, lahar, dan bebatuan pijar yang terbawa aliran sungai. Warga di lereng dan pengguna jalur aliran sungai ini agar tetap waspada dan memantau informasi resmi secara rutin.

Langkah antisipasi pun telah siaga oleh sejumlah instansi terkait. BPBD Lumajang mengkoordinasikan patroli rawan dan memastikan koordinasi dengan pos pantau vulkanologi agar informasi terkini cepat tersampaikan ke publik. Dalam suasana ini, edukasi kepada masyarakat tentang jalur evakuasi, tanda-bahaya dan rute aman menjadi aspek penting. Petugas juga mencatat bahwa aktivitas di zona aman masih berjalan normal namun tekanan untuk meningkatkan kewaspadaan.

Dengan peristiwa ini, perhatian terhadap Gunung Semeru kembali meningkat. Masyarakat setempat, wisatawan, dan pemangku kebijakan wajib menaruh perhatian bahwa meskipun tak ada korban besar dalam insiden ini, bukan berarti mengabaikan risiko. Guguran lava sejauh 2,5 kilometer menunjukkan bahwa gunung masih aktif dan mampu memproduksi materi pijar yang cukup jauh menjangkau lereng. Jika terjadi hujan lebat atau longsor, potensi lahar atau aliran batu bisa meningkat.

Secara keseluruhan, erupsi Gunung Semeru kali ini menjadi pengingat bahwa kawasan gunung api aktif seperti Semeru memerlukan penerapan mitigasi bencana yang disiplin serta kesiapsiagaan masyarakat yang tinggi. Dengan informasi yang terbuka dan tanggap, agar dampak negatif dapat minimal meskipun aktivitas vulkanik terus berlangsung.