MAGETAN, Berita Nusantara 89. Kemeriahan acara tahunan Suran Agung Magetan Persaudaraan Setia Hati Winongo Tunas Muda (PSHW‑TM) 2025 terasa kuat saat ribuan warga memadati GOR Ki Mageti, sabtu (19/7/2025). Gelaran ini menampilkan 200 lebih kontingen dari 18 ranting PSHW_TM di wilayah Magetan, menjadikan GOR Ki Mageti sebagai pusat budaya dan silaturahmi terbesar di akhir pekan.
Doa membuka acara Suran Agung Magetan 2025, kemudian sambutan hangat dari ketua cabang PSHW‑TM Magetan. Usai itu, setiap kontingen menampilkan atraksi khas budaya dan seni bela diri. Sorotan utama datang dari kontingen Padepokan Sanggar Seni Budaya Tunas Muda Fighter Plaosan. Mereka membawakan “Silat Indah Beregu”, sebuah pertunjukan yang memadukan gerakan silat klasik, formasi indah, dan iringan musik tradisional. Penonton menyambut antusias gerakan harmonis yang memadukan kecakapan bela diri dengan nilai estetika tinggi.
Kelompok dari Plaosan tersebut menampilkan koreografi yang menggambarkan sinergi kekompakan, kekuatan, dan pengendalian diri, khas dari nilai-nilai luhur pencak silat. Mereka berhasil menghidupkan suasana panggung, membuat penonton berdecak kagum atas kecepatan dan keluwesan para pesilat.
Kontingen lain pun tak kalah semarak. Setiap perwakilan menampilkan ciri khas ranting, mulai dari gerakan, irama pengiring, hingga semangat persaudaraan yang membumi lewat gerakan bela diri. Hal ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya seni beladiri di penjuru kabupaten.
Ketua penyelenggara menjelaskan bahwa keikutsertaan 200 kontingen mencerminkan kekuatan persaudaraan PSHWTM di magetan. Acara ini tidak hanya sekedar acara tahunan, melainkan juga media pelestarian budaya dan pembinaan generasi muda. Harapannya, apresiasi terhadap tradisi terus tumbuh, sekaligus membentuk karakter persaudaraan yang berkarakter dan berwawasan.
Kemeriahan Suran Agung Magetan 2025 : Produk Lokal dan Edukasi Budaya
Suran Agung PSHW‑TM juga menjadi wadah silaturahmi antar saudara. Hadirnya ribuan warga menunjukkan betapa acaranya telah menjadi ikon tahunan ini. Suran Agung menjadi tempat para pesilat muda unjuk kemampuan sekaligus mengenal lebih banyak saudara.
Selain pertunjukan seni, agenda dilanjutkan dengan berbagai sesi interaktif seperti workshop singkat tentang filosofi setia hati, pelatihan teori, dan pengenalan teknik dasar untuk saudara saudara baru. Ini dimaksudkan agar peserta muda terus mengenal akar budaya serta disiplin olahraga tradisi.
Tidak ketinggalan, bazar kecil juga hadir di sekitar venue, menyuguhkan kuliner khas Magetan dan produk UMKM lokal. Kehadiran bazar ini memberi sentuhan ekonomi kreatif yang menyatu dengan acara budaya, sekaligus mendukung pelaku usaha lokal.
Penonton pun merasakan betapa acara Suran Agung bukan hanya sekedar tradisi, melainkan ruang edukasi budaya dan ajang memperkuat solidaritas sosial. Banyak orang tua membawa serta anak-anak untuk mengenalkan mereka pada gaya hidup sehat dan bernuansa tradisi.
Jajaran forkopimda setempat menyampaikan dukungannya atas kegiatan ini, karena memberikan dampak positif bagi citra Magetan sebagai pusat kebudayaan. Ia berharap ke depannya acara ini dapat dikembangkan lebih besar, melibatkan lebih banyak warga dari luar kabupaten dan menjadikannya festival tahunan yang menarik wisatawan budaya.
Dengan susunan acara yang matang dan keberagaman kontingen dari 18 ranting, Suran Agung PSHW‑TM 2025 sukses menjadi ajang pamer budaya dan kebersamaan. Gelaran ini menegaskan posisi Magetan sebagai sentra pencak silat dan budaya lokal, sekaligus media pembentukan karakter generasi muda yang kreatif, disiplin, dan berbudaya.