Yunus Mahatma, Direktur RSUD Ponorogo Dalam Pusaran OTT Sugiri Sancoko

Berita, Daerah, Jatim151 Dilihat

Ponorogo, Berita Nusantara 89. Nama dr. Yunus Mahatma, Sp.PD, mendadak menjadi sorotan publik setelah ikut terjaring dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK pada Jumat malam (7/11/2025).

Dokter spesialis penyakit dalam ini sebagai sosok profesional yang berpengalaman dan menjabat sebagai Direktur RSUD dr. Harjono Ponorogo sejak Februari 2022. Namun, karier cemerlangnya di dunia kesehatan kini tercoreng oleh dugaan keterlibatan dalam kasus korupsi yang menjerat sejumlah pejabat daerah Ponorogo. Yunus Mahatma ikut terjaring dalam OTT Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko.

Pendidikan dan Latar Belakang Profesional Yunus Mahatma

Yunus Mahatma memulai karir medisnya setelah menyelesaikan pendidikan kedokteran. Kemudian menempuh pendidikan spesialis di Universitas Diponegoro Semarang. Ia menyelesaikan program spesialisasi penyakit dalam pada tahun 2006. Setelah itu, ia meniti karier di berbagai rumah sakit daerah hingga memimpin RSUD dr. Sayidiman Magetan pada 2015. Di bawah kepemimpinannya, rumah sakit tersebut berhasil meningkatkan standar pelayanan publik dan memperoleh sejumlah penghargaan tingkat provinsi.

Kesuksesan tersebut membawa Yunus Mahatma ke panggung birokrasi kesehatan yang lebih besar. Pada 12 Februari 2022, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko resmi melantiknya sebagai Direktur RSUD dr. Harjono Ponorogo. Keputusan itu pada rekam jejak profesional Yunus yang mampu membawa perubahan besar dalam sistem manajemen pelayanan kesehatan di Bumi Reog.

Kiprah di RSUD dr. Harjono Ponorogo

Sebagai direktur, Yunus Mahatma memiliki visi progresif dalam mengembangkan fasilitas kesehatan daerah. Ia menggagas sejumlah proyek penting, di antaranya pembangunan H-Mart (Health Mart) pada 2023, serta pembangunan Instalasi Gawat Darurat (IGD) terpadu pada Januari 2025. Kedua proyek tersebut bertujuan meningkatkan kenyamanan pasien dan efisiensi pelayanan melalui sistem pembayaran satu pintu berbasis BPJS Kesehatan.

Yunus juga menekankan pentingnya peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan pelayanan berbasis teknologi di RSUD dr. Harjono. Ia menargetkan agar rumah sakit tersebut mampu bersaing dengan RSUD tipe B di Jawa Timur. “Kami ingin masyarakat Ponorogo mendapat layanan kesehatan yang setara dengan kota besar,” ujarnya dalam sebuah wawancara tahun 2023.

Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2022, Yunus tercatat memiliki kekayaan senilai Rp 11,1 miliar, terdiri atas aset tanah, bangunan, dan kendaraan. Angka tersebut mencerminkan posisi ekonominya yang cukup mapan di kalangan pejabat kesehatan daerah.

Terjaring OTT KPK

Meski profesional, Yunus Mahatma sempat menghadapi tudingan miring pada Juni 2025. Sejumlah pemuda melakukan aksi protes dengan menuduh adanya praktik tidak etis di lingkungan rumah sakit. Namun, Yunus dengan tegas membantah tuduhan tersebut dan menyatakan siap menempuh jalur hukum. “Itu tidak berdasar dan mencemarkan nama baik saya sebagai tenaga medis,” katanya.

Pada 8 November 2025, Yunus Mahatma ikut terjaring OTT KPK yang mengguncang Ponorogo. Ia bersama Bupati Sugiri Sancoko, Sekda Agus Pramono, dan Direktur Utama PDAM. Selain itu KPK juga mengamankan adik bupati bernama Ely, Kabid Mutasi Setda Arief Pujiana, serta tiga pihak swasta.

Menurut keterangan juru bicara KPK Budi Prasetyo, penangkapan ini setelah pengawasan intensif di Pendopo Pemkab Ponorogo. OTT tersebut terkait suap dalam perpanjangan masa jabatan direktur RSUD dr. Harjono dan mutasi sejumlah pejabat daerah.

Yunus Mahatma bersama enam tersangka lainnya ke Gedung Merah Putih KPK di Jakarta untuk menjalani pemeriksaan lanjutan. Sementara itu, suasana di RSUD dr. Harjono langsung berubah sunyi pasca penangkapan sang direktur.

Hingga kini, KPK belum mengumumkan secara resmi nilai suap maupun peran detail Yunus Mahatma dalam kasus tersebut. Namun, kasus ini telah mengguncang dunia birokrasi kesehatan Ponorogo dan menimbulkan kekhawatiran tentang praktik jual beli jabatan di sektor publik.

Yunus Mahatma sebelumnya sebagai figur dokter reformis yang membawa semangat modernisasi layanan rumah sakit daerah. Namun, dengan adanya kasus OTT KPK ini, kariernya menghadapi ujian berat. Masyarakat kini menunggu hasil penyelidikan resmi untuk mengetahui apakah ia benar terlibat dalam praktik korupsi atau menjadi korban dari sistem yang lebih besar.