JAKARTA, Berita Nusantara 89. Prabowo Subianto telah menyelesaikan proses negosiasi diplomatik dengan AS. Kedua negara menyepakati penurunan tarif produk Indonesia untuk pasar Amerika Serikat.
Kesepakatan tersebut sebagai hasil dari pendekatan diplomatik yang cermat dan tegas oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Dalam pernyataannya, Trump menyebut bahwa Indonesia juga akan membuka pasar domestiknya untuk produk-produk Amerika Serikat. Parar tersebut termasuk energi, pertanian, dan industri penerbangan. Selanjutnya komitmen energi senilai USD 15 miliar, produk pertanian sebesar USD 4,5 miliar, serta rencana mendatangkann 50 unit pesawat Boeing.
Pemerintah Indonesia memandang kesepakatan ini sebagai upaya menjaga hubungan dagang yang saling menguntungkan di tengah gejolak proteksionisme global. Presiden Prabowo menyatakan bahwa Indonesia tetap mengedepankan prinsip kedaulatan ekonomi. Namun pemerinntah tetap membuka ruang untuk kerja sama strategis yang memberikan manfaat jangka panjang.
“Kesepakatan ini adalah wujud dari diplomasi yang tidak gaduh, tetapi kuat. Kami bernegosiasi untuk posisi yang adil, bukan tunduk, dan hasilnya menunjukkan bahwa suara Indonesia kini diperhitungkan,” ujar Prabowo dalam keterangan resminya di Jakarta.
Prabowo Menurunkan Tarif Produk Indonesia ke AS dari 32% ke 19%
Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi mengumumkan tarif impor sebesar 19 persen bagi produk-produk asal Indonesia. Keputusan ini muncul setelah perundingan intensif pemerintah kedua negara sebagai langkah kompromi dari ancaman tarif awal yang mencapai 32 persen.
Meskipun tarif 19 persen tetap tinggi untuk produk Indonesia, namun pemerintah melihat ini sebagai penurunan signifikan dari ancaman awal. Selain itu, kehadiran investasi dan pembukaan akses pasar AS sebagai kompensasi yang mampu memperkuat struktur ekonomi nasional.
Ekonom menyebut kesepakatan ini sebagai langkah cerdas di tengah lanskap geopolitik yang dinamis. Dengan kesepakatan ini, para pengamat memperkirakan Indonesia akan menarik lebih banyak arus modal dan mendorong stabilitas nilai tukar. Sektor-sektor seperti energi terbarukan, pangan, dan teknologi digital pun mendapakan untung.
Di sisi lain, masih ada kekawatiran pelaku industri dalam negeri terkait keberlanjutan daya saing produk lokal jika pasar terlalu terbuka. Namun pemerintah menegaskan tetap melakukan penguatan terhadap pelaku usaha domestik melalui subsidi, pelatihan, dan pengamanan pasar nasional.
Kesepakatan perdagangan ini juga sebagai batu loncatan untuk hubungan bilateral yang lebih luas. Tidak hanya dalam konteks ekonomi, tetapi juga pertahanan, energi, dan riset teknologi. Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia tidak akan hanya menjadi pasar, melainkan mitra strategis dalam rantai pasok global yang saling menguntungkan.
Langkah diplomatik Indonesia ini menjadi sorotan internasional. Di tengah tekanan global, Indonesia justru berhasil memperlihatkan pendekatan diplomasi yang berimbang. Indonesia terbuka terhadap kerja sama, namun tetap menjaga kepentingan nasional sebagai prioritas utama.
Melalui kesepakatan ini, Indonesia menegaskan peran strategisnya dalam peta ekonomi global. Indonesia menunjukkan bahwa kekuatan diplomasi tidak selalu datang dari retorika keras, melainkan dari kemampuan membangun konsensus yang cerdas dan berpihak pada kepentingan rakyat.