Thailand Kamboja Teken Perdamaian Di KTT ASEAN

Berita, Internasional138 Dilihat

Jakarta, Berita Nusantara 89. Dua negara Asia Tenggara, Thailand dan Kamboja, resmi menandatangani Deklarasi Damai Kuala Lumpur. Deklarasi dalam upaya mengakhiri ketegangan perbatasan yang telah berlangsung lama. Penandatanganan deklarasi di KTT ke-47 ASEAN, Kuala Lumpur pada Minggu, 26 Oktober 2025.

Pemerintah Malaysia melalui Anwar Ibrahim berperan penting dalam mempertemukan kedua negara yang berselisih. Sebelumnya, Anwar berhasil memfasilitasi dialog di Putrajaya antara Hun Manet dan Penjabat Perdana Menteri Thailand saat itu, Phumtham Wechayachai. Inilah yang menjadi pintu masuk bagi tercapainya kesepakatan damai kali ini.

Kesepakatan ini menjadi langkah penting dalam memperkuat gencatan senjata pada Juli 2025. Selain menegaskan komitmen kedua negara untuk menjaga stabilitas kawasan. Deklarasi tersebut juga melahirkan Tim Pengamat ASEAN. Sebuah mekanisme pemantauan untuk memastikan kepatuhan kedua belah pihak terhadap kesepakatan damai. Serta mencegah terjadinya insiden baru di sepanjang garis perbatasan.

Konflik antara Thailand dan Kamboja sudah berlangsung selama beberapa dekade, dengan sengketa wilayah di area perbatasan sepanjang sekitar 817 kilometer. Perselisihan sempat meningkat menjadi bentrokan militer pada 24 Juli lalu, menimbulkan korban di kedua pihak dan mengancam stabilitas kawasan.

Trump Saksikan Deklarasi Perdamaian Thailand Kamboja

Penandatanganan deklarasi bersejarah ini oleh Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet. Turut menyaksikan langsung Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim serta Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Trump yang hadir sebagai tamu kehormatan dalam pertemuan tingkat tinggi tersebut.

Dalam pidatonya setelah penandatanganan, Anwar Ibrahim menyatakan bahwa perdamaian antara Thailand dan Kamboja merupakan kemenangan diplomasi ASEAN. Ia menegaskan bahwa dialog dan kerja sama regional adalah kunci dalam menyelesaikan konflik di Asia Tenggara.

Sementara itu, Donald Trump yang turut menyaksikan penandatanganan tersebut menyampaikan apresiasinya terhadap langkah damai kedua negara. Ia menilai keberhasilan ini sebagai contoh nyata bahwa stabilitas kawasan dapat melalui pendekatan diplomatik, bukan konfrontasi militer.

Kedua pemimpin, Anutin dan Hun Manet, menyampaikan komitmen mereka untuk menjaga perbatasan tetap aman. Mereka juga sepakat meningkatkan kerja sama ekonomi dan sosial demi kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan. Mereka juga berharap deklarasi ini menjadi tonggak baru hubungan bilateral yang lebih erat dan saling menguntungkan.

Penandatanganan Deklarasi Damai Kuala Lumpur menandai babak baru dalam hubungan Thailand dan Kamboja. Sekaligus memperkuat posisi ASEAN sebagai organisasi regional yang mampu menjadi mediator efektif dalam penyelesaian konflik antarnegara.

Dengan adanya tim pengamat ASEAN yang akan memantau pelaksanaan kesepakatan di lapangan, masyarakat internasional berharap perdamaian ini dapat bertahan lama. Lebih jauh membuka jalan bagi kerja sama regional yang lebih stabil di masa mendatang.