Jakarta, Berita Nusantara 89. Menteri Purbaya menegaskan bahwa kondisi keuangan negara masih kuat untuk membayar utang yang kini mencapai Rp 9.138 triliun. Hal ini Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sampaikan sebagai respons atas kekhawatiran publik terhadap meningkatnya jumlah utang nasional. Ia menekankan bahwa posisi fiskal Indonesia tetap sehat dan terkendali, sehingga kemampuan negara dalam memenuhi kewajiban utang tidak perlu ragu.
Purbaya : Rasio Utang terhadap PDB Masih Aman
Purbaya menjelaskan, ukuran yang paling tepat untuk menilai kesehatan fiskal bukan hanya dari nominal utang, tetapi dari rasio terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Saat ini, rasio utang terhadap PDB berada di kisaran 39 hingga 40 persen, jauh di bawah batas aman 60 persen dalam undang-undang. Selain itu, defisit anggaran juga masih di bawah 3 persen dari PDB, menandakan pengelolaan keuangan negara masih disiplin.
Menurut Purbaya, lembaga pemeringkat internasional menilai suatu negara dari dua aspek utama, yakni kemauan dan kemampuan membayar utang. “Yang penting adalah apakah negara punya kemampuan membayar dan memiliki komitmen untuk melunasi utang tepat waktu,” ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa Indonesia masih menjadi salah satu negara berkembang dengan manajemen utang paling sehat di kawasan Asia.
Strategi Pemerintah Menekan Beban Fiskal
Pemerintah terus berupaya menekan rasio utang dengan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan penerimaan negara. Salah satu strategi utamanya adalah memperkuat sektor perpajakan dan memperluas basis pajak agar rasio pajak terhadap PDB bisa meningkat. Dengan ekonomi yang tumbuh lebih cepat, beban utang akan semakin ringan dari ukuran perekonomian nasional.
Selain itu, efisiensi belanja negara juga menjadi prioritas utama. Pemerintah memastikan setiap anggaran yang keluar untuk penggunaan produktif dan berorientasi hasil. Purbaya menyebut bahwa langkah ini penting untuk memperkuat kepercayaan pasar sekaligus menjaga stabilitas fiskal jangka panjang. “Kami fokus agar setiap rupiah yang keluar agar menghasilkan manfaat maksimal bagi masyarakat,” katanya.
Keyakianan Purbaya Menepis Kekhawatiran Publik
Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya perhatian publik terhadap beban utang nasional. Pemerintah berupaya memberikan pemahaman bahwa besarnya nominal utang tidak otomatis berarti bahaya bagi ekonomi negara. Selama pertumbuhan ekonomi stabil dan penerimaan negara meningkat, pembayaran utang dengan lancar tanpa menekan APBN secara berlebihan.
Purbaya juga menambahkan bahwa peningkatan utang selama ini sebagian besar untuk pembiayaan produktif, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Proyek-proyek tersebut agar mampu mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan memperkuat daya saing Indonesia.
Dengan struktur utang yang terkendali dan rasio fiskal yang sehat, pemerintah tetap optimistis menjaga stabilitas keuangan negara. Purbaya menilai, ruang fiskal Indonesia masih cukup luas untuk mendukung kebijakan pembangunan dan perlindungan sosial tanpa menimbulkan risiko fiskal yang berlebihan.
Ke depan, pemerintah akan terus menjaga transparansi dalam pengelolaan utang dan memastikan setiap langkah kebijakan fiskal secara hati-hati. “Yang paling penting adalah menjaga kepercayaan publik dan pasar bahwa pengelolaan keuangan negara tetap berada di jalur yang benar,” tutup Purbaya.

