Tri dan 1.000 Guru Foundation Salurkan 1.000 Router ke Sekolah Terpencil, Jembatani Kesenjangan Digital Lewat Sedekah Kuota

Berita, Teknologi51 Dilihat
banner 468x60

Kota Madiun || Berita Nusantara 89. Upaya memperkecil kesenjangan digital di Indonesia terus menjadi perhatian berbagai pihak, termasuk sektor swasta. Salah satu kontribusi konkret datang dari Tri, merek layanan telekomunikasi yang berada di bawah naungan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH). Melalui kampanye Sedekah Kuota bertajuk #MudahnyaKebaikan selama Ramadan 2025. Tri berhasil menyalurkan 1.000 unit router internet ke lebih dari 400 sekolah di wilayah terpencil Indonesia.

Program ini merupakan buah dari inisiatif sosial “Sedekah Kuota”, sebuah gerakan penggalangan donasi kuota internet dari pelanggan Tri. Hasilnya luar biasa, Tri berhasil mengumpulkan 375 terabyte kuota. Ini kemudian mengkonversinya menjadi perangkat router untuk sekolah pelosok untuk menunjang akses internet dalam kegiatan belajar-mengajar.

banner 336x280

Kolaborasi Sedekah Kuota Tri dan 1000 Guru Foundation

Distribusi perangkat ini melalui kolaborasi dengan 1.000 Guru Foundation. Sebuah organisasi sosial yang dikenal aktif menggabungkan kegiatan pengajaran dan ekspedisi ke daerah-daerah tertinggal. Kerja sama ini memperluas akses digital di kalangan generasi muda Indonesia yang selama ini belum mendapatkan konektivitas internet yang layak.

“Akses internet bukan lagi sebuah kemewahan, melainkan kebutuhan dasar untuk pendidikan dan kemajuan generasi masa depan,” tegas Vivek Mehendiratta, Chief Marketing Officer IOH.

Menurutnya, melalui kampanye ini, Indosat ingin memastikan bahwa masyarakat dapat merasakan manfaat teknologi digital secara merata. Terutama oleh pelajar yang tinggal di pelosok. ” Bantuan pelanggan Tri dan sinergi dengan 1.000 Guru Foundation tidak hanya menghadirkan koneksi, tapi juga membuka pintu menuju masa depan yang lebih cerah,” pungkasnya.

Senada dengan itu, pendiri 1.000 Guru Foundation, Jemi Ngadiono, turut mengapresiasi langkah kolaboratif ini. Menurutnya, program Sedekah Kuota adalah bukti nyata bahwa gotong royong masyarakat, sekecil apapun kontribusinya, bisa membawa perubahan besar.

“Kami bangga menjadi bagian dari program ini. Ini membuktikan bahwa dukungan kecil dari banyak orang mampu menciptakan akses pendidikan yang lebih setara bagi anak-anak Indonesia,” ujar Jemi.

Ia juga menjelaskan bahwa kesenjangan digital masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Berdasarkan data terbaru, sekitar 70 persen pengguna internet berada di perkotaan. Sementara hanya 30 persen masyarakat di pelosok yang bisa menikmati layanan internet secara memadai. Hal ini berdampak langsung pada kesenjangan akses informasi, kualitas pendidikan, serta kesempatan ekonomi di berbagai wilayah.

Tri : Fokus Anak Muda Dengan Solusi Digital Terjangkau

Selain itu, Tri yang selama ini sebagai brand telekomunikasi yang fokus segmen generasi muda, berupaya menjawab tantangan ini melalui solusi digital yang inklusif dan terjangkau. Salah satu contohnya adalah kehadiran paket isi ulang “Happy” yang dibanderol mulai dari Rp5.000. Dengan jaringan cepat dan harga bersahabat yang mendukung aktivitas digital sehari-hari masyarakat luas.

“Kampanye sosial seperti #MudahnyaKebaikan dan program Sedekah Kuota menunjukkan bahwa perubahan positif bisa dimulai dari tindakan sederhana. Dengan melibatkan pelanggan dalam proses donasi, Tri tidak hanya membangun ikatan emosional, tetapi juga menggerakkan ekosistem kebaikan yang luas dan berkelanjutan,” tandas Jemi Ngadiono.

Inisiatif tersebut menjadi langkah awal dari gerakan yang lebih besar dalam mendorong transformasi digital nasional, khususnya dalam sektor pendidikan. Dengan memperluas akses internet ke pelosok negeri, Tri ingin memastikan bahwa setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang di era digital.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *