Gerhana Bulan Total Malam Ini, Cek Fakta Menariknya !

Berita436 Dilihat

Jakarta, Berita Nusantara 89. Langit Indonesia akan mendapatkan fenomena alam langka pada tanggal 7–8 September 2025, yakni Gerhana Bulan Total atau Blood Moon. Peristiwa langka karena selain keindahannya, juga menyimpan fakta-fakta menarik dari sisi ilmiah maupun budaya.

Durasi Gerhana Bulan Total Terlama

Fenomena kali ini menjadi salah satu yang terlama dalam beberapa tahun terakhir. Totalitas gerhana akan berlangsung sekitar 82 menit atau setara dengan 1 jam 22 menit. Jika dari awal fase penumbra hingga akhir, keseluruhan proses gerhana akan mencapai hampir 5,5 jam. Durasi panjang ini memberi kesempatan luas bagi masyarakat untuk mengamati setiap tahap, mulai dari peredupan awal, puncak gerhana, hingga kembali terang.

Gerhana Bulan Total 7–8 September dapat terlihat di berbagai belahan dunia, termasuk Asia, Afrika, Australia, dan sebagian Eropa. Indonesia termasuk negara yang beruntung karena hampir seluruh wilayahnya berada di jalur pengamatan. Hanya wilayah Papua bagian timur yang berpotensi tidak melihat keseluruhan fase akibat Bulan terbenam lebih awal. Dengan cakupan yang luas, peristiwa ini menjadi tontonan global yang jarang terjadi.

Fenomena Astronomi yang Jarang

Istilah Blood Moon muncul karena Bulan akan tampak berwarna merah gelap saat fase totalitas. Warna ini bukan oleh hal mistis, melainkan proses ilmiah bernama Rayleigh Scattering. Saat Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sinar Matahari terhalang dan hanya cahaya merah yang berhasil terbiaskan melalui atmosfer Bumi. Cahaya itulah yang membuat Bulan tampak merah, menghadirkan pemandangan yang menakjubkan.

Tidak semua gerhana Bulan masuk kategori total. Hanya sekitar 29 persen gerhana yang mencapai fase totalitas. Karena itu, penggemar astronomu selalu menanri setiap kemunculannya. Dalam satu lokasi tertentu, gerhana Bulan total biasanya hanya bisa terlihat sekali dalam 2,5 tahun. Tahun 2025 sendiri istimewa karena menghadirkan dua gerhana total, salah satunya pada September ini. Bahkan, fenomena ini termasuk dalam rangkaian empat gerhana total berturut-turut atau tetrad.

Di sejumlah budaya, gerhana Bulan sering berhubungan dengan mitos dan kepercayaan tertentu. Misalnya dalam tradisi Hindu di India, fenomena Chandra Grahan dan memiliki dimensi spiritual. Di masyarakat lain, gerhana sering sebagai pertanda alam. Namun, para ilmuwan menegaskan bahwa gerhana adalah fenomena alami yang murni fisika, sehingga penting dipandang dari sudut ilmiah tanpa menambah unsur mistis.

Selain indah, fenomena Gerhana Bulan Total juga memiliki nilai edukatif. Masyarakat bisa memanfaatkannya untuk belajar tentang gerakan benda langit, dinamika orbit, hingga efek atmosfer Bumi terhadap cahaya. Sekolah, komunitas astronomi, hingga lembaga penelitian kerap menjadikan momen ini sebagai ajang observasi bersama. Dengan begitu, Gerhana Bulan bukan hanya tontonan visual, tetapi juga sarana memperluas wawasan tentang alam semesta.