Jakarta, Berita Nusantara 89. Kapolri menunjuk Komjen Dedi Prasetyo sebagai Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ( Wakapolri ) efektif sejak 5 Agustus 2025. Penunjukan ini melalui telegram resmi oleh Kapolri menggantikan pejabat yang memasuki masa pensiun.
Masyarakat semakin mengenal Komjen Dedi sebagai figur unik di institusi kepolisian, karena ia tidak hanya memiliki rekam jejak panjang dalam tugas operasional polisi, tetapi juga prestasi akademik luar biasa. Ia tercatat sebagai salah satu perwira tinggi dengan gelar profesor dari perguruan tinggi kepolisian nasional.
Profil Singkat Komjen Dedi Prasetyo
Lahir pada 26 Juli 1968 di Magetan, Jawa Timur, Dedi memulai kariernya setelah lulus dari Akademi Kepolisian tahun 1990. Ia melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian dan menyelesaikan jenjang Magister hingga meraih gelar doktor. Pada 2022, ia menjadi profesor, gelar akademik tertinggi dan nyaris langka di kalangan aktivis law enforcement.
Selain itu, ia juga pernah menyandang berbagai gelar magister dari disiplin ilmu seperti humaniora, ilmu kepolisian, manajemen, dan sarjana hukum. Dedikasinya pada literasi ilmu pengetahuan tercermin dari tulisan-tulisan ilmiah yang telah publish secara luas.
Perjalanan Karier Komjen Dedi Prastyo : Memulai Dari Reserse
Karier Komjen Dedi berawal sebagai Perwira Pertama (Pama) di wilayah Polda Jawa Timur. Ia kemudian menapaki berbagai jabatan penting, seperti Kapolsek, Kapolres, hingga staf pribadi Wakapolri. Pada 2007 dan 2009, ia berperan sebagai Kapolres di dua kabupaten berbeda yang membentuk pengalamannya dalam menghadapi sengketa hukum di tingkat lokal.
Sejak memasuki pos utama Mabes Polri, Dedi kerap memegang tugas strategis. Ia pernah menjabat Karopenmas Div Humas, Karobinkar di SDM Polri dan kemudian menjadi Kapolda serta Asisten Kapolri Bidang SDM. Jabatan terakhir sebelum sebagai wakapolri adalah Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum Polri).
Intelektual dan Rekor Nasional
Selain karier lapangan yang gemilang, Dedi juga aktif menulis buku. Ia tercatat menulis puluhan judul publikasi ilmiah, mulai dari teori kepolisian hingga manajemen SDM. Dedikasi tersebut membawanya mendapatkan penghargaan nasional sebagai perwira tinggi penulis terbanyak dari museum penghargaan nasional. Terobosan ini memperlihatkan bagaimana peran polisi bisa menyentuh ranah akademik bagi pengembangan kebijakan.
Visi Baru untuk Polri
Penunjukan Komjen Dedi sebagai Wakapolri menjadi sinyal bahwa Polri ingin memperkuat aspek profesionalisme berbasis ilmu pengetahuan. Visi kepemimpinannya menekankan modernisasi reformasi internal, transformasi metodologis pelatihan personel, dan kolaborasi institusional untuk membangun citra positif di mata publik.
Dengan latar belakang akademik yang luas, ia akan mampu membantu Kapolri memetakan kebijakan operasional yang juga mengedepankan pendekatan edukatif dan ilmiah. Polri kini semakin menampilkan wajah yang mengedepankan penguatan etika, integritas dan kapabilitas teknis internal.
Kepercayaan publik kini tertuju pada kemampuannya menyelaraskan aspek teknis keamanan dan kebijakan berbasis data. Ia merupakan sosok yang dapat menjembatani dialog antara polisi dan masyarakat secara inklusif. Evaluasi terhadap kebijakan reformasi dan pelayanan publik menjadi bagian dari agendanya.
Pengalaman luasnya di berbagai wilayah, termasuk operasi reserse dan manajemen SDM, menjadi modal penting untuk memimpin lembaga dalam membangun kepercayaan publik dan efisiensi layanan.