Palembang, Berita Nusantara 89. Menteri Imipas melakukan kunjungan kerja ke Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas I Palembang. Kunjungan sebagai bagian dari upaya memperkuat jaminan hak pendidikan bagi anak binaan. Kunjungan tersebut turut menegaskan komitmen Kementerian Imipas dalam memastikan bahwa anak yang berada dalam pembinaan tetap mendapatkan akses belajar formal dan informal.
Komitmen Menteri Imipas terhadap Hak Pendidikan Anak di LPKA
Dalam kunjungannya, Menteri Imipas menegaskan bahwa meskipun anak berada dalam proses pemasyarakatan, hak atas pendidikan harus terpenuhi. Anak binaan harus tetap mendapatkan layanan pendidikan yang layak, baik secara formal maupun nonformal. Hal ini menjadi fondasi agar mereka memiliki peluang untuk berkembang, memperbaiki diri, dan kembali kepada masyarakat dengan bekal kemampuan yang berguna.
Pendidikan formal – seperti SD, SMP, SMA – tetap terpenuhi di dalam fasilitas LPKA melalui sekolah filial. Di samping itu, program-program pendidikan nonformal, pelatihan keterampilan (vokasi), pengembangan bakat, hingga bimbingan kehidupan juga menjadi bagian integral dari pembinaan. Tujuannya agar pembinaan tidak sekadar pemenjaraan, melainkan transformasi positif bagi masa depan anak binaan.
Selain hadirnya Menteri, kunjungan tersebut juga melibatkan pejabat Dirtekforma Kementerian Imipas. Dalam pertemuan langsung dengan anak binaan, ia menyampaikan pesan motivasi agar mereka menggunakan masa pembinaan sebagai kesempatan perubahan. Ia mengajak agar anak binaan aktif belajar dan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk persiapan masa depan yang lebih baik.
Pejabat pengelola LPKA Kelas I Palembang kemudian memaparkan berbagai program pembinaan, antara lain pendidikan formal melalui sekolah filial, pelatihan keterampilan (vokasi), pembinaan karakter mental & spiritual, serta pengembangan minat seni dan olahraga. Semua program tersebut dengan pendekatan yang ramah anak dan humanis agar proses pembinaan menjadi lebih efektif.
Menteri Imipas Makan Siang Bersama Warga Binaan
Dalam kunjungan kerjanya, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus, berkesempatan menyapa langsung para warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Sebanyak 516 warga binaan tampak antusias menyambut kedatangan Menteri Agus yang hadir bersama jajaran Kementerian. Suasana hangat terlihat ketika ia berbaur, berbincang, dan berdialog langsung dengan mereka.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Imipas membuka pembicaraan dengan penuh empati. Ia menegaskan selama masih mendapatkan amanah memimpin Kemenimipas, ia berkomitmen untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi warga binaan dan seluruh jajaran pemasyarakatan.
“Saya ingin mendengar masukan langsung dari para warga binaan. Apa yang bisa kami lakukan agar kehadiran pemerintah semakin bermanfaat. Tugas kami di pemasyarakatan dan imigrasi adalah melayani masyarakat,” ujar Menteri Agus.
Dialog dan Dukungan Moral
Dalam amanatnya, Menteri Imipas juga mengingatkan pentingnya refleksi diri dan taubat. Ia mengajak seluruh warga binaan untuk menjadikan masa pembinaan sebagai waktu berharga untuk memperbaiki diri dan menata kembali kehidupan. Menurutnya, keberadaan di balik jeruji bukanlah cobaan, melainkan konsekuensi dari tindakan di masa lalu yang perlu jadi pelajaran berharga.
Menteri Imipas menegaskan bahwa introspeksi dan kepekaan terhadap makna hidup adalah langkah penting agar seseorang tidak mengulangi kesalahan yang sama.
“Tidak ada keledai yang jatuh dua kali di lubang yang sama. Apakah kita mau lebih bodoh dari keledai? Semoga ibu-ibu warga binaan tidak lagi terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba dan dapat menjadi bagian dari perubahan yang menyelamatkan generasi bangsa,” tegasnya.
Menutup kunjungan kemudian dengan makan siang bersama dan sesi peninjauan hasil karya warga binaan. Rombongan melihat langsung produk unggulan seperti batik, songket, serta kerajinan tangan buatan warga binaan di area galeri lapas.
Ia menyampaikan apresiasi atas kreativitas dan kerja keras mereka yang terus berusaha produktif meskipun berada di dalam lembaga pembinaan. Menurut Menteri Imipas, karya-karya tersebut menjadi bukti nyata bahwa pembinaan di lapas dapat menghasilkan dampak positif jika dengan komitmen dan dukungan yang tepat.
Dengan pendekatan yang humanis, kunjungan tersebut menegaskan pesan bahwa setiap warga binaan berhak mendapatkan kesempatan kedua. Pemerintah berkomitmen mendukung pemenuhan hak mereka — terutama di bidang pendidikan, keterampilan, dan mental spiritual — agar mampu kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik dan berdaya.