PRABUMULIH, Berita Nusantara 89. Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Prabumulih, Roni Ardiansyah, kembali menempati jabatannya setelah sebelumnya Walikota Prabumulih mencopotnya secara mendadak. Keputusan pencopotan itu akhirnya batal dan Roni kini kembali bertugas di sekolah asalnya.
Kabar pembatalan oleh Sespri Presiden melalui unggahan resmi di media sosial. Dalam pengumuman tersebut bahwa selain Roni, seorang petugas keamanan (satpam) sekolah juga akan kembali bertugas di sekolah asalnya.
Walikota Prabumulih : Berita Pencopotan Tidak Benar
Wali Kota Prabumulih, Arlan, menggelar konferensi pers yang menyertakan Wakil Wali Kota, Sekretaris Daerah, dan pejabat terkait lainnya. Arlan menyatakan bahwa berita soal pemindahan Roni ke sekolah lain adalah tidak benar dan termasuk hoaks. Menurutnya, seluruh informasi yang menyebut bahwa pencopotan Roni tidak berdasar, misinformasi.
Beliau juga menjelaskan bahwa rumor yang beredar menyebutkan bahwa putranya mengemudikan mobil ke sekolah sehingga menjadi penyebab pencopotan Roni adalah keliru. Dia menegaskan bahwa anaknya hanya ada yang mengantar, bukan mengemudi sendiri.
Berita pencopotan itu sempat viral di media sosial dan memicu kehebohan di kalangan siswa serta warga kota. Para siswa bahkan terlihat sedih saat terjadi perpisahan terhadap kepala sekolah, yang kemudian kita ketahui sebagai mutasi sementara yang kini batal.
Walikota Minta Maaf
Walikota Prabumulih meminta maaf resmi kepada Roni Ardiansyah dan masyarakat atas kesalahpahaman yang terjadi. Ia menyebut bahwa pejabat terkait akan lebih berhati-hati dalam menyampaikan keputusan publik agar tidak menimbulkan desas-desus atau kekeliruan informasi.
Pihak pemerintah daerah mengonfirmasi bahwa mutasi atau pencopotan tidak pernah ada secara resmi. Roni belum pernah secara formal pindah, dan segala keputusan mutasi atau pemecatan yang tersebar sebelumnya sebagai informasi yang belum terverifikasi.
Sementara itu, pihak Sekretaris Pribadi Presiden ikut mengonfirmasi bahwa jabatan Roni tetap aman di SMPN 1 Prabumulih. Termasuk Satpam yang sempat ikut pindah juga akan kembali bertugas. Penegasan ini sekaligus menjadi penutup polemik yang sempat memanas.
Kasus ini menyoroti bagaimana cepatnya berita tersebar di media sosial tanpa verifikasi. Informasi yang belum jelas asal-usulnya bisa memicu kekhawatiran, kesedihan, dan bahkan keretakan dalam masyarakat sekolah.
Pakar media dan masyarakat umum berharap agar Pemerintah Kota Prabumulih dan pihak sekolah memperkuat prosedur komunikasi publik. Dengan langkah tersebut, publik dapat menerima informasi yang valid dan akurat, sehingga potensi misinformasi bisa minimalisir.
Kini, setelah pencopotan batal, suasana di SMPN 1 Prabumulih akan kembali kondusif. Roni Ardiansyah dapat menjalankan tugasnya sebagai kepala sekolah tanpa tekanan publik yang tidak berdasar.
Wali Kota pun menegaskan pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat dengan tindakan yang transparan dan bertanggung jawab. Pemerintah kota hendaknya belajar dari peristiwa ini agar kebijakan-kebijakan yang berpotensi kontroversial agar terlebih dahulu komunikasi dengan pihak sekolah dan masyarakat.